Kotabaru (ANTARA News) - Perusahaan pertambangan batu bara, PT Arutmin Indonesia (AI), hingga Oktober lalu telah mengekspor 3,51 juta metrik ton batu bara, melampui volume yang ditargetkan pada 2009 sebesar 3,39 juta metrik ton.

Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru, H Akhmad Rivai, di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Selasa, Arutmin yang mengelola lima lokasi penambangan di tiga kabupaten, Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut menargetkan bisa menjual 19,52 juta metrik ton batu bara selama 2009.

Dari target itu 3,39 juta metrik ton atau sekitar 30 persen diantaranya dihasilkan dari lokasi tambang di Snakin Kotabaru.

Secara keseluruhan hingga Oktober lalu, Arutmin sudah memasarkan 15,24 juta metrik ton batu bara dan tambang Snakin Kotabaru menyumbang 3,51 juta metik ton.

Pasar ekspor batu bara Arutmin antara lain Jepang, China, Taiwan, Malaysia, Italia, dan Korea Selatan.

Rivai berharap, dengan masih tersisanya waktu yang ada dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menambah penjualan/ekspor "emas hitam".

"Karena jika penjualan kita tinggi, penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat juga tinggi," harapnya.

Dia menjelaskan, untuk membantu membiayai pelaksanaan pembangunan, perusahaan tambang batu bara pemegang izin PKP2B wajib menyerahkan dana sebesar 13,5 persen dari hasil penjualan batu bara.

Dana tersebut terdiri dari royalti sebesar 5 persen dan penjualan hasil tambang sebesar 8,5 persen. Dana tersebut dibagikan kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota.

"Mengenai prosentase pembagiannya telah diatur dalam Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009