Denpasar (ANTARA) - Para pekerja event di Bali yang tergabung dalam DPD IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia) menyelenggarakan Hybrid Drive in Concert yang mengolaborasikan antara offline dan online system dalam sebuah ajang Bali Festival Era Baru.

Ketua DPD IVENDO Bali Grace Jeanie di Denpasar, Selasa (18/8), mengatakan bahwa pihaknya sejak April 2020 telah membuat serangkaian diskusi untuk menyusun manual panduan pelaksanaan kegiatan yang merujuk pada protokol kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan sebelum menyelenggarakan acara ini.

"Mulai dari sisi event supplier (produksi), event organizer, hingga pengisi acara serta crowd control-nya," kata Grace Jeanie.

 Baca juga: Pejeng Kangin terapkan tur desa wisata virtual bagi turis asing  

Kegiatan ini merupakan kali pertama di Bali yang diselenggarakan oleh lebih dari 50 industri event, mulai event organizer, event supplier (dekorasi, sound system, lighting, dan lainnya), musisi, dan master cerimonial (MC).

Selain itu, kata dia, juga melibatkan UKM kuliner, tenaga medis, media, dan pemangku kepentingan pariwisata sebagai peserta simulasi.

Acara ini, kata dia, melibatkan sekitar 70 mobil undangan terbatas dengan kapasitas maksimum empat orang atau menempati 50 persen kapasitas area Gong Perdamaian. Mereka bukan hanya menyaksikan pertunjukan di atas panggung, melainkan juga menjadi pelaku simulasi.

Saat memasuki area kegiatan, para undangan wajib menunjukkan QR code, kemudian panitia melakukan digital scan.

Mereka juga dicek suhu badannya oleh tim. Setelah lolos melewati gate pemeriksaan, mobil wajib memasuki ruang desinfeksi. Bagi panitia, musisi yang tidak mengendarai kendaraan, wajib melewati ruang aseptik.

Baca juga: Wagub Bali minta matangkan program pariwisata adaptasi kebiasaan baru

"Saat memasuki area utama, mobil menempati space parkir yang telah disediakan sesuai nomor stiker kendaraan yang dipasang di mobil. Di area ini, undangan juga memiliki akses terbatas, atau hanya bisa keluar dari mobil di area seluas 3,5 x 5 meter dan toilet," ujarnya.

Untuk pemesanan makanan, lanjut dia, undangan bisa memesan melalui digital platform guna mencegah kerumunan antrean.

Disebutkan pula bahwa di setiap booth (stan) UKM kuliner dibatasi maksimal lima orang dan hanya dilayani untuk pemesanan serta pembayaran karena makanan akan diantarkan oleh petugas UKM kuliner.

Adapun pembayaran dengan menerapkan cashless system (sistem tanpa uang tunai).

Penggunaan toilet pun dilakukan dengan protokol keamanan, yaitu dibersihkan oleh petugas setiap kali selesai digunakan.

Baca juga: Gubernur Koster: Bali terus bersiap terima wisatawan domestik

"Menariknya, kegiatan ini adalah hybrid system. Selain musisi Bali, di antaranya Balawan, Robi Navicula, Ope Indonesian Voice, Crazy Horse, Jun Bintang, dan Joni Agung & Double T. tampil di atas panggung dan disaksikan secara langsung," katanya.

Ada juga penampilan secara live dari Jakarta, yaitu Roy Jeconiah eks Boomerang.

Ia mengatakan bahwa konsep gabungan luar jaringan (offline) dan daring (online) ini sebagai solusi tatanan adaptasi baru bidang event terkait dengan adanya pembatasan kapasitas penonton.

Dalam simulasi ini juga ditunjukkan mekanisme penerapan safety protocol (protokol keamanan) pergantian pemberi sambutan dan musisi. Pengaturan backstage dan crew yang terlibat serta bagaimana mekanisme pengaturan peliputan oleh media.

Grace Jeanie berharap simulasi ini sebagai semangat bagi kawan-kawan industri event dan musisi untuk tetap berpikir positif dan terus kreatif serta terus memiliki harapan bahwa kondisi akan kembali pulih.

Baca juga: BWA promosikan Bali sebagai tempat pernikahan di era normal baru

"Output dari simulasi ini menjadi draf usulan panduan dalam pelaksanaan kegiatan. Video simulasi, nantinya juga bisa menjadi bahan promosi bagi Bali, menjadi bagian dari upaya pemulihkan pariwisata Bali di bidang event," ujarnya.

Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) merangkap Plt. Direktur Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf RI Edy Wardoyo dalam sambutannya mengapreasiasi kegiatan simulasi ini.

"Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas upaya yang diselenggarakan oleh DPD IVENDO Bali bekerja sama dengan rekan-rekan pemangku kepentingan MICE Event dan para musisi untuk mengadakan kegiatan simulasi protokol kesehatan," kata Edy Wardoyo dalam sambutannya yang dilakukan secara daring dari Jakarta.

Diharapkan pula panduan yang disusun dapat segera diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan demikian, kegiatan baik festival maupun pertunjukan dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kondisi saat ini.

Baca juga: Bali gelar "Pemayuh Jagat" penerapan kehidupan era baru

Simulasi yang digelar secara swadaya ini telah mendapat dukungan dari Kemenparekraf RI, Pemprov Bali, Pemkot Denpasar, Bali Tourism Board, DPD AELI Bali, PHRI, Baliceb, dan Bali MICE Forum sebagai bagian dari kegiatan percepatan pemulihan pariwisata Bali.

Acara yang dibuka Wakil Gubernur Bali Cokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ini dihadiri oleh jajaran pemerintah, DPRD Provinsi Bali, dan Pemkot Denpasar, serta para pemangku kepentingan pariwisata, di antaranya Ketua BTB, Ketua Bali MICE Forum, perwakilan dari sejumlah pemangku kepentingan pariwisata lainnya.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020