Orang-orang mengamati indeks dolar dan cukup menggelisahkan bagaimana indeks dolar jatuh dan kami melihat semua aset keras seperti emas dan perak naik bersamaan.
Chicago (ANTARA) - Emas menguat kembali bertengger di atas tingkat psikologis penting 2.000 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dipicu kejatuhan greenback ke posisi terendah dua tahun dan imbal hasil obligasi bergerak melemah, sementara investor menunggu risalah dari pertemuan terbaru Federal Reserve AS .

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terangkat
​​​​​14,4 dolar AS atau 0,72 persen menjadi ditutup pada 2.013,10 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya (17/8/2020), emas berjangka melonjak 48,9 dolar AS atau 2,51 persen menjadi 1.998,70 dolar AS.

Pada akhir pekan lalu (14/8/2020), emas berjangka jatuh 20,6 dolar AS atau 1,05 persen menjadi 1.949,80 dolar AS, setelah bertambah 21,4 dolar AS atau 1,1 persen menjadi 1.970,40 dolar AS pada Kamis (13/8/2020) dan naik tipis 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.949,00 dolar AS pada Rabu (12/8/2020).

Baca juga: Emas melonjak 48,9 dolar, ditopang pelemahan imbal hasil obligasi AS

"Orang-orang mengamati indeks dolar dan cukup menggelisahkan bagaimana indeks dolar jatuh dan kami melihat semua aset keras seperti emas dan perak naik bersamaan," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Kami akan berlari kembali ke tertinggi sepanjang masa, kami memiliki koreksi yang wajar di pasar emas, banyak orang yang melompat ke sisi bearish pasar pada akhirnya akan berbalik arah."

Indeks dolar mencapai level terendah sejak Mei 2018 dan imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang menjadi acuan bergerak lebih rendah.

Baca juga: Menguat, dolar AS diperdagangkan pada kisaran 106 yen di Tokyo

Emas berbalik arah dari awal sesi, ketika harga sempat berbalik negatif setelah indeks acuan S&P 500 mencapai rekor tertinggi.

Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan terakhir Fed, yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat.

Harga emas telah melonjak 32 persen tahun ini karena stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya memicu kekhawatiran inflasi dan penurunan nilai mata uang.

"Kami melihat imbal hasil dari suku bunga riil turun lagi, jadi ada peningkatan ekspektasi inflasi yang mungkin terkait dengan langkah-langkah stimulus fiskal yang agresif," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Juga membantu emas, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Selasa (18/8/2020) mengatakan Presiden Donald Trump ingin terus maju dengan lebih banyak bantuan ekonomi di tengah pandemi virus corona.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 40,8 sen atau 1,47 persen menjadi ditutup pada 28,075 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 7,8 dolar AS atau 0,81 persen menjadi menetap pada 975,4 dolar AS per ounce.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020