Bogor (ANTARA News) - Umat Islam di Kota Bogor, Jawa Barat, memperingati tujuh hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan menggelar doa khusus, kata ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bogor Ade Sarmili.

Dalam penjelaskan kepada ANTARA di Bogor, Jabar, Selasa, ia mengatakan, Gus Dur merupakan ulama besar dan tokoh bangsa milik semua golongan. Karena itu sudah sewajarnya bila kepergiannya mengundang simpati an doa dari banyak orang.

"Semua orang merasa kehilangan Gus Dur. Jasanya bagi republik ini teramat besar. Umat Islam maupun umat lintas agama di Kota Bogor ikut berduka atas wafatnya almarhum," katanya.

Sebagai bentuk penghormatan atas berbagai jasa Gus Dur serta melepas kepergiannya untuk selama-lamanya, umat Islam serta umat lintas agama di Kota Bogor telah mengadakan doa secara serentak pada malam pertama Gus Dur dikebumikan.

Pada pergantian tahun baru doa untuk Gus Dur bergemuruh di banyak tempat mulai Tugu Kujang, pesantren, masjid, gereja hingga kampus.

Rencananya pada malam ketujuh wafatnya mantan ketua umum PBNU tersebut, sejumlah ormas Islam akan mengadakan tahlil akbar yang dipusatkan di Masjid Raya, majid terbesar di Kota Bogor.

Tahlil akbar tujuh hari wafatnya Gus Dur digagas bersama oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan DMI Kota Bogor.

Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah elemen lain yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Alumni PMII (IKAPMII), Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Badan Sosial Lintas Agama (Basolia), Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Jamiyah Ahlit Toriqoh al-Mu`tabaroh (Jatam), Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) serta berbagai pesantren se-Bogor.

Rachmat Imron Hidayat dari PC GP Ansor Kota Bogor melanjutkan, doa bersama serta peringatan wafatnya Gus Dur diharapkan semakin mendekatkan warga Kota Bogor pada berbagai gagasan pemikiran, visi perjuangan dan komitmen pengabdian yang pernah ditunjukkan Gus Dur semasa hidup.

"Kita tidak cukup hanya mendoakan kepergian Gus Dur. PR terbesar yang harus dijawab ke depan yaitu bagaimana melanjutkan perjuangannya sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang kita miliki," katanya.(*)



Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010