Program ini sesuai instruksi Presiden guna mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian di tengah masa pandemi. Pembangunan infrastrukturnya memang yang berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi
Palembang (ANTARA) - Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan mulai merealisasikan program Padat Karya Tunai untuk merevitalisasi drainase jalan sejauh 150 kilometer.

Kepala BBPJN Sumsel Kgs Syaiful Anwar yang dijumpai setelah memantau pengerjaan program tersebut Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Senin, mengatakan program padat karya tunai ini diperkirakan bakal menyasar 3.300 pekerja.

Program yang bergulir hingga September 2020 akan menyerap anggaran senilai Rp30 miliar dengan melibatkan masyarakat sekitar yang terdampak ekonomi oleh pandemi COVID-19.

"Program ini sesuai instruksi Presiden guna mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian di tengah masa pandemi. Pembangunan infrastrukturnya memang yang berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi," kata dia.

Ia menjelaskan revitalisasi drainase memang diperlukan untuk sejumlah ruas jalan nasional untuk meningkatkan kualitas jalan sehingga lebih tahan lama.

Menurut Syaiful, upah yang diberikan kepada pekerja disesuaikan dengan upah minimum regional (UMR) per daerah. Di Kabupaten OKI, misalnya pekerja bangunan mendapat upah sekitar Rp130.000 sampai Rp120.000 per hari. Pembayarannya dilakukan per minggu.

Ia menjelaskan program Kementerian PUPR yang disebar di 17 PPK itu bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Program Padat Karya juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa atau pelosok, ini sebagai bentuk kontribusi pemulihan ekonomi nasional," kata dia.

Selain melakukan revitalisasi drainase, pihaknya juga membuka kesempatan kerja untuk warga dalam program pekerjaan penambalan lubang dengan CPHMA, pembelian karet dari petani karet sebagai bahan baku aspal karet dan rosin ester.

Sementara itu PPK 32 BBPJN Sumsel, Maulana, mengatakan pihaknya menggandeng pihak kecamatan dan desa untuk menginformasikan peluang kerja di program padat karya tunai kepada warga sekitar seperti di Desa Mulia Guna, Kecamatan Teluk Gelam.

“Warga yang terlibat umumnya yang terdampak pandemi, mereka mayoritas pekerja informal dan terkena PHK dari perusahaannya sehingga program ini dapat memberikan penghasilan untuk warga," ujar dia.

Ahmad Riyadi, 56, warga Desa Mulia Guna, mengatakan dirinya mengikuti program padat karya tunai lantaran telah menganggur selama empat bulan terakhir.

"Selama ini saya memang kerja bangunan, tapi karena COVID-19 tidak ada pekerjaan, banyak pembangunan yang terhenti makanya saat ada informasi dari RT ada pekerjaan bangun drainase saya langsung bergabung," ujar dia.

Riyadi mengatakan selama menganggur, dirinya hanya mengandalkan uang kiriman dari anaknya yang bekerja di Batam.

"Dan sekarang anak saya juga harus pulang lagi ke kampung karena kontrak kerjanya tidak diperpanjang," kata dia.

Baca juga: BBPJN Wilayah V: Perbaikan jalan di Sumsel terus berlanjut

Baca juga: Kementerian PUPR alokasikan Rp41 miliar program padat karya tunai Sumsel


 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020