Lebak (ANTARA) - Yayasan Spririt Membangun Ukhuwah Islamiyah (Yasamu) mencetak masyarakat Badui Muslim menjadi sumber daya manusia (SDM) yang andal sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.

"Kami berharap masyarakat Badui Muslim bisa hidup mandiri dengan pendidikan yang dimilikinya itu," kata Ketua Yasamu H Ashari di Kampung Lembah Barokah Ciboleger Kabupaten Lebak, Banten, Senin.

Masyarakat Badui Muslim yang tinggal di pemukiman Lembah Barokah Ciboleger tersebar di kluster Arrojak, Arrohman, Arrohim dan Assalam dengan jumlah 50 kepala keluarga (KK).

Anak-anak di sini wajib menerima pendidikan mulai jenjang PAUD hingga SMA/SMK, juga tinggal di pesantren untuk mendalami ilmu agama Islam.

Baca juga: Anak Badui Ciboleger-Banten belajar di PAUD dengan tatap muka

Baca juga: Yasamu optimistis warga Badui Muslim mandiri melalui pelatihan


Begitu juga orang tua mereka wajib mengikuti pengajian yang dilaksanakan setiap Ahad malam dengan mendatangkan ustad dan kyai dari luar daerah.

Pengajian itu untuk meningkatkan pemahaman ajaran Islam yang benar bersumber Alquran dan Hadits, sebab mereka para mualaf perlu memiliki akidah yang kuat dan keyakinan.

"Kami yakin melalui pengajian itu dipastikan pemahaman agama Islam juga nilai-nilai ibadah meningkat," katanya menjelaskan.

Menurut dia, pengajian yang dilaksanakan tersebut dengan metode ceramah yang disampaikan ustadz maupun kyai, bahkan didatangkan da'i dari Depok.

Pengajian dengan membahas tentang ilmu fiqh atau tata cara beribadah dengan melaksanakan shalat lima waktu, ibadah puasa pada bulan Ramadhan hingga melaksanakan haji ke tanah suci Makkah.

Selain itu juga ajaran Islam diajarkan tentang muamalah atau bermasyarakat dengan menyebar kebaikan, kasih sayang, hidup damai, rukun juga toleransi hingga mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI .

"Seluruh biaya pendidikan anak-anak Badui, termasuk pengajian dan tempat tinggal mereka ditanggung oleh yayasan," katanya.

Benong (50) seorang warga Badui Muslim mengaku dirinya sejak enam tahun lalu bersama anggota keluarga menjadi mualaf tanpa paksaan.

Saat ini, dirinya merasa senang dan bahagia karena anak-anak mereka bisa belajar menimba ilmu pendidikan umum dan agama di pesantren.

Selain itu juga dirinya setiap pekan rajin mengikuti pengajian secara langsung juga belajar membaca Alquran dan doa-doa.

Beruntung, dirinya tinggal di pemukiman milik Yasamu dengan lahan seluas 10 hektare dengan puluhan warga Badui mualaf lainnya.

"Kami dan keluarga tinggal di sini diberikan bimbingan ajaran Islam dengan pengajian secara gratis dan diwajibkan mengikuti pengajian untuk memiliki ilmu pengetahuan agama Islam yang benar," katanya menjelaskan.

Sementara itu, KH Denny Abdul Wahab, seorang da'i dari Depok menyampaikan bahwa ajaran Islam itu wajib melaksanakan shalat lima waktu sebagai bekal kehidupan dunia dan akhirat.

Masyarakat Badui Muslim jangan sampai meninggalkan shalat lima waktu, karena perintah Allah SWT itu.

"Kita akan mendapat azab dari Allah jika meninggalkan kewajiban lima waktu itu," katanya.*

Baca juga: Lala dan Firda, anak Badui Muslim sukses kibarkan Merah Putih

Baca juga: Badui Muslim gelar upacara HUT Kemerdekaan di kaki gunung kendeng

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020