Yang belum ditransformasikan dari potensi kekayaan jadi kekayaan yang sesungguhnya adalah 'biodiversity'
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mendorong pengelolaan biodiversitas baik di daratan dan lautan untuk menjawab kebutuhan bangsa Indonesia termasuk untuk obat-obatan dan energi terbarukan.

"Yang belum ditransformasikan dari potensi kekayaan menjadi kekayaan yang sesungguhnya itu adalah 'biodiversity' (keanekaragaman hayati) dan salah satunya relevan dengan kondisi hari ini karena banyak biodiversity kita ternyata bisa menjadi sumber dari obat-obatan," kata Bambang di Jakarta, Selasa.

Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-53 LIPI di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Selasa, yang ditayangkan secara virtual.

Baca juga: Masyarakat Jawa kuno paham pentingnya keragaman jenis tumbuhan

Bambang menuturkan LIPI perlu mengangkat marwah dari obat tradisional Indonesia menjadi obat modern asli Indonesia (OMAI), yang berasal dari keanekaragaman hayati Indonesia.

Obat-obatan juga menjadi kebutuhan penting dalam penanganan COVID-19.

Menurut dia, kata tradisional yang melekat pada obat Indonesia juga harus ditinggalkan dan diubah menjadi obat modern asli Indonesia.

Baca juga: Guru besar : deforestasi ancam kelestarian keragaman hayati Indonesia

Bambang mengatakan biodiversitas merupakan aset Indonesia yang pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan dengan sentuhan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi sehingga bisa menjawab kebutuhan bangsa.

Keanekaragaman hayati yang perlu dieksplorasi dan dikembangkan bukan hanya yang ada di daratan tetapi yang ada di lautan karena banyak potensi yang luar biasa yang belum tereksplorasi secara optimal dari biodiversitas yang dimiliki Indonesia.

Baca juga: Keragaman hayati menghilang lebih cepat dari laju alami

"'Biodiversity' juga bukan hanya yang di atas permukaan tanah justru yang kita belum eksplor 'biodiversity' yang ada di bawah laut dan itu tidak hanya obat tapi juga untuk energi terbarukan," kata Bambang.

Perlu ada inovasi-inovasi baru untuk mengelola dan memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk substitusi energi fosil menjadi energi terbarukan.

Bambang mengatakan jika LIPI fokus pada menjaga keanekaragaman hayati maka kegiatan menjaga bukan hanya sekedar konservasi tapi benar-benar bisa membuat ekstraksi dari keanekaragaman hayati yang bisa mengarah ke pengembangan obat atau energi terbarukan untuk menjawab kebutuhan Indonesia.

Baca juga: Menristek puji kemampuan rekayasa balik BPPT

Baca juga: Kemristek dorong percepatan hilirisasi hasil riset dan inovasi


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020