masa inkubasi 10-14 hari, kami akan monitor apakah 14 hari dari sekarang ada lonjakan luar biasa
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil memantau perkembangan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat setelah libur panjang 20-24 Agustus 2020, terlebih sejumlah kawasan wisata daerah itu dipenuhi wisatawan, termasuk dari luar Jawa Barat.

"Tentunya, kami akan memonitor dampak dari libur panjang kemarin karena masa inkubasi biasanya 10 sampai 14 hari. Jadi kami akan monitor apakah 14 hari dari sekarang ada lonjakan luar biasa," kata Ridwan Kamil usai rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Selasa.

Kang Emil mengatakan selama ini pengetatan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di berbagai tempat wisata di Jawa Barat sudah dilakukan dan jika terjadi lonjakan kasus dua pekan ke depan maka hal ini harus dievaluasi kembali.

Baca juga: Ridwan Kamil siapkan fisik dan mental menjelang uji klinis vaksin

"Semoga saja tidak ada lonjakan, kalau ada lonjakan, berarti itu pola dari 'long weekend' yang nanti menjadi evaluasi pengambilan keputusan dalam penanganan di pariwisata. Kalau tidak ada lonjakan, berarti itu relatif protokol kita selama 'long weekend' sangat baik," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan Kota Depok yang awalnya masuk zona merah atau zona risiko tinggi penyebaran COVID-19, kini menjadi zona oranye atau risiko sedang.

"Alhamdulillah sekarang zona yang risiko rendah zona kuning ada 17 kota kabupaten, yang risiko sedang ada 10 kota kabupaten di Jabar," katanya.

Baca juga: Kapolda Jabar mengaku siap jadi relawan vaksin COVID-19

Baca juga: PSBB Proporsional Bodebek diperpanjang hingga 31 Agustus 2020


Menurut dia, angka reproduksi COVID-19 di Jabar sudah berhasil ditekan lagi dan per minggu ini sudah di angka 0,9 yang sebelumnya di atas angka satu sehingga hal ini artinya, kembali ke angka yang menyatakan bahwa penyebarannya kembali terkendali.

"Lalu angka reproduksi COVID-19 Jawa Barat ini termasuk yang rendah karena berada di urutan 26 terendah dari 34 provinsi yang ada di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan pengetesan COVID-19 tersebut sudah hampir mencapai 200.000 dan pihaknya sempat mengalami kendala dalam penyediaan tenaga pengetesan selama libur panjang lalu.

Baca juga: Gubernur Jabar sebut Sumedang miliki alat tes COVID-19 PCR bergerak

Baca juga: 117 SMA/SMK di Garut siap laksanakan belajar tatap muka



 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020