Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan kolaborasi dan sinergi menjadi suatu kebutuhan dan keharusan dalam kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) agar hasil riset bisa dihilirisasi dan bermanfaat secara luas.

"Tidak ada lagi yang namanya hasil kerja atau riset yang basisnya individu yang sekarang dengan nama kompleksitas dari permasalahan dunia dan cepatnya perkembangan teknologi maka akhirnya kesendirian atau individualisme itu mulai susah," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang, Jakarta, Selasa.

Menristek/Kepala BRIN Bambang pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-53 LIPI di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, yang ditayangkan secara virtual mengatakan, jika bekerja sendiri, maka akan sulit untuk mengejar kemajuan ilmu dan teknologi yang makin berkembang dengan cepat.

"Sehingga mau tidak mau yang namanya kerja sama atau bahasa kerennya kolaborasi dan sinergi mulai menjadi necessity (kebutuhan), mulai menjadi keharusan di dalam melakukan kegiatan penelitian yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Menristek Bambang.

Baca juga: Menristek: Litbangjirap strategis untuk dukung transformasi ekonomi
Baca juga: LIPI diharapkan jaga marwah riset dasar


Oleh karena itu, keberadaan lembaga penelitian seperti LIPI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan perguruan tinggi yang sama-sama mempunyai jaringan di dalam perkembangan ilmu teknologi dan inovasi tidak menciptakan dikotomi tapi justru ingin mengoptimalkan potensi yang ada.

Untuk itu, kerja sama antarlembaga dan pihak harus selalu menjadi dasar dalam kegiatan litbangjirap dan di dalam praktek keseharian lembaga pemerintah non kementerian khususnya yang bergerak di bidang penelitian.

"Kalau saya lihat semangat untuk bekerja sama itu makin kuat ya apalagi sudah dalam konteks bersaing, bersaing dalam pengertian yang sekarang sangat membutuhkan hasil riset dan inovasi itu adalah dunia usaha, dan dunia usaha kata kuncinya untuk survei adalah daya saing yang untuk menciptakan daya saing mereka perlu inovasi," katanya.

Baca juga: Wapres sebut lima poin perbaikan untuk kejar ketertinggalan inovasi
Baca juga: LIPI lakukan reformasi birokrasi perkuat manajemen riset


Untuk mendapatkan inovasi mereka, menurut Menristek Bambang, mau tidak mau harus serius memperhatikan yang namanya litbangjirap yang untuk bisa mendapatkan hasil litbangjirap yang optimal maka akhirnya mereka tidak bisa bergantung hanya pada satu orang saja.

"Tidak hanya bergantung pada satu lembaga saja tapi mereka sudah mulai melihat siapa yang bisa memberikan yang terbaik," tuturnya.

Mulai dari sekarang dan ke depan, akan lebih terdengar tim litbangjirap daripada tim individu. Dan itu seharusnya semakin dipraktekkan pada kondisi hari-hari ini.
 
Baca juga: DRN: pemerintah wajib membeli inovasi dari litbangjirap
Baca juga: Bantuan alkes COVID-19 bentuk hilirisasi hasil riset bangsa

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020