New York (ANTARA) - Harga minyak mentah terangkat ke level tertinggi lima bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena produsen-produsen AS menutup sebagian besar produksi lepas pantai di Teluk Meksiko menjelang Badai Laura bahkan ketika meningkatnya kasus virus corona di Asia dan Eropa membatasi kenaikan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menguat 73 sen atau 1,6 persen, menjadi menetap di 45,86 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 73 sen atau 1,7 persen, menjadi menetap di 43,35 dolar AS per barel.

Itu adalah penutupan tertinggi untuk kedua acuan minyak sejak 5 Maret, sehari sebelum Arab Saudi dan Rusia gagal menyetujui rencana baru untuk memangkas produksi dan sekitar seminggu sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi.

Produsen-produsen AS memangkas produksi minyak mentah menjelang Badai Laura pada tingkat yang mendekati tingkat Badai Katrina pada 2005 dan juga menghentikan sebagian besar penyulingan minyak di sepanjang pantai Texas/Louisiana.



Baca juga: Harga minyak naik karena ancaman badai kembar memangkas produksi AS


Badai Laura diperkirakan akan menguat menjadi topan besar dengan kecepatan angin 115 mil per jam (185 kilometer per jam) sebelum menghantam pantai dekat perbatasan Texas-Louisiana pada Kamis pagi (27/8/2020), menurut Pusat Badai Nasional AS.

Pada Selasa (25/8/2020), produsen-produsen AS telah mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai dan menutup 1,56 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah, 84 persen dari produksi lepas pantai Teluk Meksiko, mendekati pemadaman 90 persen yang disebabkan Badai Katrina 15 tahun lalu.

"Kekuatan hari ini sekali lagi hampir seluruhnya disebabkan oleh kekhawatiran badai," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, mencatat bahwa faktor badai kemungkinan akan membayangi laporan persediaan mingguan dari Badan Informasi Energi AS (EIA).

Para analis memperkirakan stok minyak mentah AS turun untuk minggu kelima berturut-turut pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters yang dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API) pada pukul 16.30 waktu setempat (20.30 GMT) pada Selasa (24/8/2020) dan pemerintah pada Rabu.


Baca juga: Harga minyak kembali jatuh, tertekan kekhawatiran pemulihan ekonomi

“Secara keseluruhan, badai mungkin membatasi pasokan minggu ini ... tetapi pasar akan segera kembali fokus pada badai terbesar dari semuanya, COVID-19,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.

Eropa melihat peningkatan kasus-kasus virus corona, termasuk infeksi ulang. Dua infeksi ulang dilaporkan di Eropa dan satu di Hong Kong.

Di tempat lain, pejabat perdagangan AS dan China menegaskan kembali komitmen mereka untuk kesepakatan perdagangan Fase 1.


Baca juga: Harga minyak jatuh, dipicu pasokan berlebih dan data pengangguran AS

Baca juga: Minyak bervariasi di tengah kekhawatiran permintaan, penurunan stok AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020