Palangkaraya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berupaya terus memacu pengembangan infrastruktur sejumlah pelabuhan dalam menghadapi lonjakan produksi minyak sawit mentah (CPO) mulai tahun ini.

"Dua pelabuhan CPO yang menjadi prioritas penanganan adalah Pelabuhan CPO Bumi Harjo di Kumai dan Pelabuhan CPO Bagendang di Kotawaringin Timur," kata Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran di Palangkaraya, Sabtu.

Diran mengatakan, langkah itu akan diikuti dengan peningkatan infrastruktur jalan sebagai langkah antisipasi melonjaknya produksi kelapa sawit mulai tahun ini.

Pemerintah provinsi memerhatikan dua hal dalam mengatisipasi lonjakan produksi kelapa sawit di Provinsi Kalteng yakni jalan akses ke pelabuhan dan pelabuhan itu sendiri.

Yang menjadi prioritas adalah jalan-jalan dari lokasi perkebunan kelapa sawit ke kedua pelabuhan tersebut.

"Skema penanganan yang dikembangkan bisa melalui dana pemerintah atau skema kerja sama antara pemerintah dan swasta (KPS)," katanya.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memprediksi pada 2010 perkebunan kepala sawit dan karet di wilayah itu akan mengalami panen besar.

Bupati Kotawaringin Timur Wahyudi K Anwar mengatakan, pada 2010 akan terjadi panen besar kelapa sawit di daerah itu baik oleh perusahaan besar swasta, koperasi maupun kelompok tani yang bermitra dengan perusahaan.

Saat ini, katanya, pemerintah kabupaten terus mendorong perkebunan kelapa sawit dan karet menjadi primadona dan mampu mendongkrak PAD serta menyejahterakan masyarakat, dengan memanfaatkan lahan tidur menjadi produktif.

Sekertaris Daerah Kabupaten Kotim, Muhamad Fahruddin, menambahkan, hingga saat ini Pemkab Kotim telah mengeluarkan 56 izin perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 696.802 hektare.

Dari luasan lahan itu yang sudah ditanam kelapa sawit diperkirakan baru 50 persen yakni sekitar 345.000 hektare.

"Ini telah menggembirakan sebab mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kotim, bahkan dalam 10 tahun terakhir perusahaan besar swasta mampu menyerap kurang lebih 40 ribu tenaga kerja," katanya.

Sementara produksi CPO hingga November 2009 tercatat 480.133 ton, PKO 13.749 ton, kemudian karnel 127.168 ton, bungkil 15.256 ton, cangkang 21.028 ton serta kopra 551 ton, jelas Fahrudin.

"Kami berharap perkembangan perkebunan kelapa sawit terus terjadi, tidak ada lagi krisis ekonomi global sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton melainkan ikut merasakan langsung," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010