Bogor (ANTARA News) - Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, menyatakan bahwa 2010 ini pemerintah telah menganggarkan dana Rp1 triliun untuk membangun lembaga pemasyarakatan (lapas ) baru di Indonesia.

"Pemerintah sudah menyediakan dana sebesar 1 triliun, rencananya kita akan membangun 20 hingga 30 lapas baru untuk meningkatkan layanan di lapas," ujarnya kepada sejumlah wartawan saat mengujungi Lapas Paledang Bogor, Minggu siang.

Patrialis telah mengunjungi kebeberapa lapas di Indonesia, dan ia melihat kondisi tidak layak hampir disetiap lapas.

"Seperti di Batam itu, 400 persen lapasnya tidak mengenakan baju, mereka semua berkipas-kipas dalam lapas, dan satu ruangan diisi berjubel tahanan," ungkapnya.

Kondisi seperti ini menurut Patrialis tidak bisa dipertahankan, mengingat para tahanan juga manusia yang memiliki hak merasakan kenyamanan baik itu dalam lapas.

"Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Kondisi ini membuat sejumlah warga binaan tertekan tentunya. Makanya kita akan mengubah ini agar layanan di Lapas lebih baik dan mereka yang didalam juga merasa nyaman, diperlakukan secara manusiawi," terangnya.

Menurut Patrialis, kondisi penuh sesak dan kurangnya pelayanan di dalam lapas menjadi pemicu beberapa tahanan kabur, karena buruknya kondisi di lapas.

"Saya melihat di Batam nenek usia 70 tahun ditahan di Lapas, dan di Tanggerang, anak usia 14 tahun sudah ditahan. Kondisi ini tidak bisa dipertahankan terus menerus, kita perlu lapas baru," terangnya.

Oleh karena itu sejak kini pihaknya telah meminta Kakanwil Dep Hum HAM untuk mendata jumlah warga binaan di dalam lapas dan mencari lahan yang luas untuk pembangunan lapas baru ini.

Kenyataan di lapangan hampir seluruh lapas kapasitasnya sudah tidak layak, karena over kapasiti, kamar yang ukurannya 3 x 4 meter diisi 20 orang.

Menurut Patrialis ini tidak layak dan tidak baik untuk pembinaan warga lapas karena akan merasa teretekan dengan kondisi sumpek dan padat.

Oleh karena itu, pihaknya kini telah melakukan monitoring ke sejumlah lapas dan membangun lapas baru.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010