Jakarta (ANTARA) - Berolahraga ringan untuk para wanita hamil tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan kebugaran tetapi juga menjaga suasana hati atau mood.

"Olahraga ringan untuk menjaga mood yang fluktuatif akibat hormonal. Biasanya terjadi gangguan mood yang bisa menimbulkan gangguan tidur," ujar dokter spesialis kulit dan kelamin Klinik Bamed, Vita Siphra Sirait dalam virtual media briefing, Rabu.

Baca juga: Anemia saat hamil dan asap rokok dapat akibatkan "stunting" bayi

Baca juga: Waspadai anemia selama kehamilan


Berolahraga ringan selama hamil juga demi menghindari para wanita hamil terkena diabetes dan menjaga kesehatan kulit. Pilihan olahraga yang direkomendasikan antara lain yoga dan berjalan kaki selama 20 menit per hari.

"Kesehatan kulit tidak hanya dipengaruhi skincare rutin tetapi juga kebugaran tubuh yakni tidur cukup agar regenerasi jaringan bisa berjalan baik, asupan makanan bergizi seperti multivitamin, asam folat, omega 3, kalsium," kata Vita.

Jangan lupa, sebaiknya penuhilah asupan air putih sesuai kebutuhan per hari. Umumnya, ibu hamil bisa mengonsumsi 2,3 liter atau sesuai kebutuhan.

Lebih lanjut, Vita mengungkapkan, pada kehamilan terjadi berbagai perubahan pada sistem kekebalan tubuh, hormonal, metabolisme dan pembuluh darah yang dapat membuat kulit dan struktur atau jaringan di sekitarnya mengalami perubahan atau kelainan.

Perubahan atau kelainan kulit dalam kehamilan umumnya berupa: kelainan kulit yang normal (fisiologis), kelainan kulit yang hanya terjadi pada kehamilan, dan penyakit kulit yang dipengaruhi oleh kehamilan.

Bentuk kelainan kulit yang normal (fisiologis) pada ibu hamil bervariasi, yang paling sering terjadi adalah hiperpigmentasi, yaitu linea nigra (garis hitam memanjang melewati pusat hingga tulang kemaluan), daerah sekitar puting susu menggelap, serta kulit leher dan lipatan menghitam.

Kelainan hiperpigmentasi ini berkaitan dengan peningkatan hormon estrogen dalam kehamilan menyebabkan peningkatan hormon yang menstimulasi pembentukan pigmen. Selain itu, ibu hamil juga sering mengalami stretch marks akibat peregangan kulit karena perut yang membesar.

Ada beberapa kelainan kulit yang dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon pada kehamilan, di antaranya yang tersering adalah infeksi jamur pada genitalia dan jerawat.

Pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, ibu hamil juga dapat mengalami kelainan kulit karena praktek kebersihan diri yang berlebihan, termasuk mengenakan masker.

"Kandungan formaldehyde pada masker dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi, yang dapat diperberat bila kelembapan daerah wajah selama ini tidak optimal. Sering mencuci tangan dan paparan terhadap desinfektan dapat menyebabkan iritasi pada kulit bila tidak disertai penggunaan pelembap," kata Vita.

Dengan berbagai kelainan kulit yang dapat terjadi pada ibu hamil tersebut, maka memungkinkan bagi mereka berkonsultasi dengan dermatologis.

"Perawatan kesehatan personal diperbolehkan dan disarankan pada ibu hamil. Disarankan rutin menggunakan pelembap untuk menghindari kelainan kulit iritasi akibat sering mencuci tangan di era pandemi ini," demikian tutur Vita.


Baca juga: Minum kopi saat hamil tak ganggu kecerdasan janin

Baca juga: Tekanan darah pengaruhi jenis kelamin janin

Baca juga: Alasan ibu hamil harus jaga kesehatan gusi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020