Semua tantangan tersebut harus kita lalui bersama guna mendorong ekspor Indonesia di segala sektor
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mendorong para pelaku usaha memanfaatkan peluang ekspor produk cetakan plastik dan aluminium (mold and dies), karena didukung oleh kinerja positif dari industri otomotif dan elektronika Indonesia.

“Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada dari produk mold and dies, yang merupakan bahan pendukung proses produksi di sektor manufaktur yang pengguna terbesarnya adalah sektor otomotif dan elektronika di Jepang,” kata Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag Luther Palimbong lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.

Pernyataan Luther disampaikan pada seminar web Market Access Workshop: Mold, Die & Automotive Parts yang membahas peluang serta kondisi terkini pasar mold and dies di Jepang, yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka.

Menurut Luther, peluang tersebut dapat dimanfaatkan, mengingat positifnya kinerja industri otomotif dan elektronika Indonesia. Selain itu, permintaan di sektor otomotif juga selalu meningkat, sejalan dengan penjualan mobil dan motor yang terus naik setiap tahunnya.

“Namun, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam bidang mold and dies Indonesia. Antara lain, Indonesia belum mampu memproduksi mesin cetak berpresisi tinggi, sebagian besar bahan baku masih diperoleh dari luar negeri, kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni, dan penggunaan mesin yang tidak kompatibel,” ungkap Luther.

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan menyikapi segala tantangan dan hambatan di masa pandemi ini, Indonesia tetap harus dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada.

“Semua tantangan tersebut harus kita lalui bersama guna mendorong ekspor Indonesia di segala sektor, termasuk dengan memanfaatkan peluang pasar ekspor untuk produk mold and dies,” tegas Mendag.

Penasehat Akademi dari Japan Die & Mold Industry Association Etsujiro Yokota yang turut hadir sebagai narasumber menyampaikan, walaupun pandemi belum usai, saat ini masih banyak perusahaan Jepang yang memilih untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan sumber daya alam Indonesia yang melimpah, hubungan pemerintah kedua negara yang erat, dan diminatinya produk-produk Jepang di Indonesia.

“Jepang melihat Indonesia sebagai calon negara potensial untuk investasi atau pendirian perusahaan secara kerja sama. Namun, tentunya perlu adanya peninjauan kembali terkait kebijakan fiskal dan kebijakan keimigrasian Indonesia guna mendukung penanaman investasi di Indonesia,” imbuh Yokota.

Indonesia menempati peringkat ke-44 sebagai negara eksportir mold and dies di dunia. Sedangkan di antara negara-negara ASEAN, Indonesia merupakan eksportir mold and dies ke-5 setelah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Negara utama tujuan ekspor produk tersebut pada periode Januari—Juni 2020 adalah Malaysia dengan nilai ekspor sebesar 5,45 juta dolar AS. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 428,80 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 1,03 juta dolar AS.

Baca juga: Indonesia perlu sasar peluang ekspor buah-sayur beku ke Jepang
Baca juga: RI genjot ekspor cangkang sawit dan pelet kayu untuk biomassa Jepang
Baca juga: Sulteng ekspor perdana tuna sirip kuning ke Jepang


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020