Palangkaraya (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menduga kematian mendadak ribuan unggas peliharaan masyarakat di wilayah Barito akibat terserang penyakit tetelo.

"Kami menduga ayam-ayam itu mati karena penyakit tetelo, bukan flu burung, mengingat saat ini merupakan musim peralihan. Hasil laboratorium sendiri belum keluar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Tute Lelo, di Palangkaraya, Selasa.

Tute mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium dari Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional V Banjarbaru, untuk memastikan penyebab kematian ribuan unggas di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya.

Meski sejumlah daerah di Kalteng telah mulai dilanda wabah flu burung, Tute mengatakan, kemungkinan kematian unggas di wilayah Barito itu akibat tetelo atau newcastle disease (ND) dan bukan karena penyakit flu burung.

Penyebab berjangkitnya virus flu burung, lanjutnya, bisa terjadi karena kebersihan kandang unggas itu sendiri yang kurang diperhatikan.

Sama seperti manusia, kata Tute, daya tahan fisik ayam terhadap penyakit juga ikut berperan sehingga meski telah terkena virus, belum tentu ayam langsung mati saat itu.

"Bisa saja, setelah beberapa waktu berada dalam kandang baru ayam menunjukkan gejala terjangkit virus flu burung," tambahnya.

Sementara itu, warga Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Ngateno sebelumnya mengatakan sebagian besar ayam yang mati itu tidak terkena penyakit, namun secara tiba-tiba mati tanpa diketahui penyebabnya sehingga membuat warga resah.

Matinya ayam secara tidak wajar itu, katanya, memiliki tanda-tanda bengkak dan membiru di bagian muka dan mengeluarkan cairan darah dari hidung. Selain itu, ada warga yang membelah badan ayam dan menemukan bagian hati ayam yang menghitam.

Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Utara, Sunoto juga mengakui pihaknya telah menerima laporan tentang banyaknya ayam yang mati secara mendadak.

Sunoto menuturkan, petugas sudah melakukan pengecekan di lapangan dan untuk sementara ayam yang mati itu tersebar di sejumlah tempat dan desa di wilayah Kecamatan Teweh Tengah, Lahei dan Gunung Timang.

"Dari hasil pemeriksaan di lapangan ada tiga kecamatan yang diketahui dan dilaporkan ada ayam milik warga mati mendadak," katanya.

"Saat ini kami sedang menunggu hasil uji klinis dari Palangkaraya. Dugaan sementara secara kasat mata ayam-ayam itu mati terkena virus newcastle disease (ND), bukan flu burung," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010