Jakarta (ANTARA) - Elon Musk mengatakan bahwa pabrik Tesla di Nevada menjadi target serangan siber yang "serius," membenarkan laporan yang menyebutkan bahwa seorang karyawan perusahaan membantu Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menggagalkan serangan tersebut.

Laporan dari situs berita Teslarati menyebutkan bahwa pembuat mobil listrik itu adalah perusahaan yang tidak disebutkan namanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman AS, Selasa (25/8).

Pernyataan tersebut berisi tentang penangkapan seorang warga negara Rusia, sehubungan dengan serangan yang direncanakan terhadap perusahaan tak dikenal.

"Ini adalah serangan yang serius," kata Musk dalam cuitannya menanggapi artikel Teslarati, Jumat.

Dikutip dari Reuters, pernyataan Departemen Kehakiman AS menyebutkan bahwa Egor Igorevich Kriuchkov (27), warga negara Rusia, ditangkap dan didakwa dengan tuduhan sengaja menyebabkan kerusakan pada komputer yang dilindungi dengan mencoba merekrut seorang karyawan untuk memasukkan malware ke dalam sistem.

Malware itu ditujukan untuk mengekstraksi data dari jaringan dan kemudian mengancam perusahaan untuk mendapatkan uang tebusan.

Menurut Departemen Kehakiman AS, Kriuchkov telah menjanjikan karyawan tersebut insentif sebesar 1 juta dolar AS setelah memasukkan malware ke dalam sistem.

Namun, karyawan tersebut memberi tahu FBI, yang berhasil menggagalkan serangan itu.

Baca juga: Tesla klaim permintaan kendaraan listrik meningkat selama pandemi

Baca juga: Tesla pilih Texas untuk bangun pabrik Cybertruck baru

Baca juga: Elon Musk: Tesla sangat dekat dengan teknologi swakemudi sepenuhnya
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020