Jakarta (ANTARA) - Perusahaan telemedicine asal Indonesia, Halodoc, baru-baru ini didapuk sebagai satu-satunya dari Asia Tenggara yang mampu menembus daftar 150 startup kesehatan paling menjanjikan versi lembaga riset global CB Insights.

Bila melihat laman CB Insights, Halodoc masuk ke daftar 150 startup kesehatan digital paling menjanjikan di dunia tahun 2020, dengan menyisihkan 8.000 startup lainnya dari 18 negara.

Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI, mengapresiasi masuknya Halodoc dalam daftar tersebut.

“Kita apresiasi masuknya Halodoc, dan kita (Kemkominfo) juga sudah bermitra dengan Halodoc cukup lama,” ujar Semmy panggilan akrabnya, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.

Baca juga: Kominfo hadirkan layanan Teledokter di aplikasi PeduliLindungi

Baca juga: Mau rapid test COVID-19? Bisa buat janji via Halodoc


Menurut dia, keberadaan e-health seperti Halodoc membuat pelayanan kesehatan semakin mudah, apalagi dalam suasana pandemi sekarang ini.

Hal itu juga diperkuat sejalan dengan hasil riset dari McKinsey yang mencatat sebanyak 67 persen responden surveinya tertarik untuk memanfaatkan layanan telemedicine di masa depan, meskipun setelah pandemi berlalu

“Dulu mendapatkan dokter pribadi sangat mahal sekali. Sekarang saya bisa mudah menghubungi dokter spesialis. Lewat chatting saja bisa hubungi dokter. Dokter pun punya data medis saya lengkap. E-health itu harus kaya gitu,” ungkap Semmy.

Dia menambahkan bahwa pemerintah juga terus meningkatkan konektivitas sampai ke desa-desa supaya masyarakat bisa mendapatkan akses internet yang lebih luas. Tidak hanya akan dapat dipergunakan untuk mempermudah akses ke kesehatan, tetapi juga pendidikan dan bisnis.

“Kesehatan itu sektor strategis yang kita kembangkan selain pendidikan, pariwisata, transportasi, keuangan, logistik, pembayaran dan lainnya,” ujar Semmy.

Dr Luthfi Mardiansyah, ahli dan pemerhati industri kesehatan yang saat ini menjabat sebagai President Director Bahar Consulting dan Chairman Chapters Indonesia mengatakan bahwa solusi teknologi yang solutif dari aplikasi telemedicine seperti Halodoc patut ditiru oleh para startup lokal.

"Penggunaan aplikasi dapat membantu masyarakat daerah terpencil untuk mendapatkan akses informasi kesehatan. Sehingga masyarakat jadi mudah mendapatkan informasi kesehatan dari diagnosa sampai pengetahuan untuk penyembuhan," kata Luthfi.

"Untuk solusi masyarakat di kota besar, apalagi dengan kondisi macet dan waiting time di rumah sakit lama, masyarakat bisa gunakan teknologi, khususnya di saat pandemi dari rumah daripada rame-rame ke rumah sakit,” terang Luthfi.

Baca juga: Rayakan 17 Agustus, Halodoc gratiskan layanan konsultasi

Baca juga: Hari Anak Nasional, Halodoc edukasi pentingnya kesehatan mental anak

Baca juga: Halodoc buka kanal khusus kesehatan jiwa

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020