Ini momentum yang sangat ditunggu tunggu sejak 25 tahun lalu
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara resmi menerima dari Pemerintah Provinsi Jambi, yaitu bangunan dan lahan seluas 41 hektare yang selama 25 tahun menjadi lokasi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi.

"Ini momentum yang sangat ditunggu tunggu sejak 25 tahun lalu. KKP atas nama pemerintah pusat mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jambi atas penyerahan hibah lahan dan BMD (barang milik daerah) ini," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP  Slamet Soebjakto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: KKP ingin jutaan pembudidaya ikan tersertifikasi

Menurut dia, hal itu merupakan bentuk komitmen yang tinggi dari Pemerintah Provinsi Jambi terhadap pengembangan perikanan budi daya nasional, selain menjadi bentuk kolaborasi kerja sama yang baik.

Slamet menegaskan secara legalitas, keberadaan lahan dan bangunan UPT BPBAT Sungai Gelam-Jambi saat ini resmi menjadi milik pemerintah pusat, dalam hal ini KKP.

Slamet juga menyatakan bahwa keberadaan BPBAT Sungai Gelam sejak awal bertujuan untuk mendorong perekonomian masyarakat melalui pengembangan budi daya air tawar di regional Sumatera.

Slamet menambahkan BPBAT Sungai Gelam memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ikan patin, nila juga ikan hias air tawar. Selain itu, balai ini merupakan pusat pengembangan ikan patin nasional.

"BPBAT Sungai Gelam punya peran sentral dalam pengembangan ikan air tawar, khususnya Patin terutama untuk wilayah Jambi dan Sumatera pada umumnya. Ini tempat dilakukan perekayasaan teknologi dan tempat masyarakat untuk belajar," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP.

Sebagai gambaran, lanjutnya, kerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam pengembangan nila dan patin telah dilaksanakan sejak lama dan berhasil menciptakan strain ikan nila yang baru yaitu Nila JICA.

Menurut Slamet, satu hal yang sangat strategis adalah preferensi masyarakat Jambi dan Sumatera pada umumnya untuk mengonsumsi ikan patin sangat tinggi.

Oleh karena itu, masih menurut dia, Sumatera menjadi fokus sasaran pengembangan industrialisasi patin nasional.

"Jadi. saya kira ini menjadi nilai penting bagaimana BPBAT Sungai Gelam bisa berkontribusi dalam meningkatkan produksi untuk suplai kebutuhan konsumsi ikan di Jambi khususnya, apalagi kita telah mampu kembangkan strain unggul lainnya seperti patin jambal dan siam. Ini yang akan kita dorong menjadi sebuah industri," ucap Slamet.

Sementara itu, Gubernur Jambi Fachrori Umar mengatakan Jambi memiliki potensi perairan darat yang cukup luas meliputi juga rawa, danau, dan sungai.

Oleh karenanya, Gubernur menegaskan Pemprov Jambi memiliki kepentingan dalam mendukung perikanan di Indonesia.

"Dengan penyerahan hibah tanah ini, maka penganggaran pembangunannya kita serahkan ke APBN dan Provinsi Jambi sangat mendukung pengembangan budidaya air tawar khususnya ikan patin di jambi. Oleh karenanya, saya berharap dengan adanya Balai ini, maka kegiatan magang, pelatihan dan transfer teknologi kepada pembudi daya akan lebih meningkat, sehingga secara langsung mendorong kemampuan para pembudi daya ikan dalam melaksanakan usahanya," kata Fachrori.

Baca juga: KKP akan bangun model klaster tambak udang nasional di Aceh Timur
Baca juga: Menteri Edhy minta budi daya udang di Lampung Timur dikelola intensif

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020