Depok (ANTARA News - Sebanyak 13 dosen yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan tiga staf dari Departemen Kesehatan mengikuti pelatihan kesehatan masyarakat di Amsterdam, Belanda selama enam minggu.

"Mereka nantinya diharapkan mendapatkan teknik, metode, model monitoring dan evaluasi indikator kesehatan yang berguna untuk mengambil kebijakan," kata Bambang Wispriyono, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (FKM-UI), usai acara pelepasan peserta pelatihan, di kampus UI Depok, Jumat.

Ia mengatakan pelatihan yang bertema Developing Integrated Surveillance System in Public Health Training (Pelatihan Sistem Surveilans Terpadu Pengembangan Kesehatan Masyarakat) akan diikuti para dosen yang terdiri dari sembilan perempuan dan tujuh pria yang berasal dari berbagai universitas dari seluruh Indonesia, lima diantaranya adalah universitas dari luar Jawa.

Universitas tersebut adalah Mulawarman (Samarinda), Universitas Hasanuddin (Makassar), Universitas Udayana (Denpasar), Universitas Mataram (Mataram) dan Universitas Cendrawasih (Jayapura).

Selain itu, tiga orang staf madya yang mewakili departemen kesehatan dan dinas kesehatan provinsi/kota juga ikut serta dalam pelatihan ini.

Bambang mengatakan masih rendahnya proses pendataan kesehatan masyarakat di Indonesia mendorong Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengirim 13 pengajar dari berbagai universitas di Indonesia ke Belanda.

Sementara itu Direktur Nuffic-Neso Indonesia, Marrik Bellen mengatakan Nuffic Beso Indonesia senang dengan memberikan pelatihan tersebut, karena ini merupakan bentuk kepercayaan terhadap pemerintah Belanda, sebagai tempat referensi dan pengetahuan bagaimana integrated surveilance berkembang, serta merasakan sendiri bagaimana pengelolaan kesehatan masyarakat di Belanda.

Menurut dia, selama enam minggu seluruh peserta akan mengikuti pelatihan di dalam kelas dan melakukan kunjungan lapangan.

Peserta diharapkan mampu memperluas wawasan dengan menyebarluaskan pengetahuan yang telah didapat melalui lokakarya nasional yang akan bermitra dengan asosiasi kesehatan masyarakat seluruh Indonesia.

Program tersebut kata dia akan terus dikembangkan hingga lima tahun mendatang dengan Indonesia. Selain Indonesia pemerintah Belanda juga mempunyai kerjasama dengan 58 negera berkembang di dunia.

"Dengan Indonesia kita mempunyai hubungan khusus dan menyiapkan dana 30 juta euro," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010