Banjarmasin (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berharap petani di Kalimantan Selatan menanam padi varietas hibrida untuk mendongkrak produksi pangan nasional.

Hal itu disampaikan Mentan pada kunjungan kerja kegiatan optimalisasi lahan dan panen padi di Gapoktan Harapan Maju, Handil Mesjid, Desa Anjir Pasar Lama, Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan Senin.

"Varietas yang digunakan petani masih banyak yang lokal, tidak sebanyak menggunakan varietas hibrida. Kita ingin tahu pergantian musim berikutnya dengan varietas unggul, satu hektar bisa 5 sampai 7 ton, dicoba di sini ya," tegas Mentan.

Baca juga: Tinjau gudang Pusri, Mentan pastikan ketersediaan pupuk subsidi

Menurut Mentan, melalui optimalisasi lahan diharapkan Kalimantan Selatan dapat menjadi bagian lumbung pangan nasional. Sejalan dengan itu Mentan berharap dukungan pengolahan lahan dan penggunaan varietas hibrida untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Kementan terus berupaya meningkatkan produksi pangan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, salah satunya dengan optimasi lahan rawa.

Melalui program optimasi lahan rawa ini, juga diharapkan terjadi peningkatan Indeks Pertanaman (IP) serta peningkatan produktivitas yang akan berkontribusi pada ketersediaan stok pangan nasional.

Upaya optimasi lahan tersebut, antara lain melalui perbaikan sistem tata kelola air, rehabilitasi irigasi, serta peningkatan kualitas kesuburan lahan rawa, diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman pangan.

Baca juga: Mentan pastikan ketersediaan pupuk subsidi untuk Kalsel cukup

Mentan yakin, Kalsel potensial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Berdasarkan laporan gubernur, produksi padi Kalsel sudah over stock, sudah memiliki setengah dari yang ada sekarang.

"Kita coba melakukan optimalisai di wilayah yang masih memungkinkan dikembangkan di Kalsel ini. Tinggal water management (pengelolaan air) harus ditingkatkan, jalan tani, semuanya kita atur untuk penanaman." papar Mentan.

Di tahun 2019, Provinsi Kalimantan Selatan telah dialokasikan kegiatan optimasi Lahan rawa seluas 120.00 hektare di 9 Kabupaten, termasuk Kabupaten Barito Kuala seluas 28.052 hektare dan Kabupaten Banjar seluas 59.834. 2020 kembali di alokasikan seluas 9.000 hektare di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Barito Kuala dan Hulu Sungai Selatan.

Kabupaten Barito Kuala dialokasikan pelaksanaan perbaikan infrastruktur optimasi lahan rawa untuk lahan seluas 8.750 hektare dan pada tahun anggaran 2020/ konstruksi fisik di kabupaten tersebut harus berjalan dengan baik, agar indeks pertanaman dapat meningkat sehingga produksi dan pendapatan petani pun meningkat.

Alokasi bantuan kegiatan yang dikucurkan untuk provinsi Kalimantan Selatan, sebesar Rp91 miliar baik dari kegiatan sektor prasarana dan sarana pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Sedangkan untuk kabupaten Barito Kuala sendiri Kementan mengucurkan bantuan kegiatan sebesar Rp43 miliar.

Pewarta: Ulul Maskuriah/Latif Thohir
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020