Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan metode digital menjadi kekuatan baru kegiatan riset di masa pandemi seperti saat ini di mana pandemi COVID-19 masih berlangsung.

"Sebagai institusi yang mengawasi dan membina penelitian di Indonesia, LIPI menyikapi kegiatan riset di masa pandemi COVID-19 dengan melakukan transformasi pengumpulan data secara daring (dalam jaringan)," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI Tri Nuke Pudjiastuti dalam seminar virtual "Talk to Scientists: Transformasi Metode Digital untuk Penelitian Sosial dan Humaniora di Masa Pandemi COVID-19”, di Jakarta, Senin.

Tri Nuke menuturkan pengumpulan dan pengolahan data melalui tatap muka secara fisik memang menjadi kekuatan riset sosial humaniora selama ini. Dan interaksi tatap muka tersebut adalah sesuatu yang tidak tergantikan dalam kegiatan riset.

Baca juga: Tiga peneliti LIPI terpilih sebagai bagian 75 Ikon Prestasi Pancasila

Namun, di masa pandemi seperti sekarang ini ada keterbatasan luar biasa, di mana ruang gerak dan interaksi tatap muka menjadi terbatas karena mempertimbangkan aspek perlindungan kesehatan di masa pandemi.

Untuk itu, Tri Nuke mengatakan dalam merespons keadaan pandemi COVID-19, maka harus ada strategi baru dalam pengumpulan dan pengolahan data maupun visualisasi data sehingga riset tetap berjalan memenuhi kaidah ilmiah dan berkontribusi optimal.

Strategi baru itu adalah mengembangkan riset dengan metode digital. Metode berbasis digital tidak menggantikan riset lapangan tapi itu menjadi kelengkapan tersendiri yang sudah tidak bisa diabaikan apalagi dalam revolusi industri 4.0.

"Kita coba mengembangkan riset dengan metode digital tapi bukan berarti riset dengan tatap muka itu ditinggalkan, itu sesuatu yang tidak tergantikan," ujar Tri Nuke.

Menurut Tri Nuke, metode pengumpulan data pada penelitian sosial dan humaniora melalui kegiatan non-tatap muka atau digital bukan suatu hal yang baru.

Baca juga: Empat profesor riset dikukuhkan lagi oleh LIPI

Pada 1990, mulai ada pergeseran publikasi cetak ke publikasi digital seperti "open acces repositories". Kemudian, bermunculan survei berbasis daring untuk pengumpulan data primer dan pengambilan data melalui Big Data.

"Metode penelitian berbasis digital menjadi kekuatan baru bagi penelitian bidang sosial dan humaniora," tuturnya

Namun demikian, Tri Nuke menuturkan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan pendekatan metode digital dalam pelaksanaan kegiatan riset, seperti pemenuhan kaidah-kaidah ilmiah, validasi data, aspek keterwakilan, kesenjangan infrastruktur dan akses terhadap instrumen digital hingga kapasitas dari peneliti.

Tri Nuke menuturkan salah satu yang ditekankan dalam pendekatan metode digital adalah etika penelitian. Perlindungan terhadap narasumber dan data harus diperhatikan. Praktik survei dalam jaringan juga harus memenuhi standar penelitian.


***3***

Baca juga: LIPI peroleh sekuens genom utuh virus corona dengan Oxford Nanopore
Baca juga: Peneliti: Beli gawai, alasan anak Desa Seberu bekerja di kebun sawit

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020