Garut (ANTARA) - Dharma Wanita Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan bantuan peralatan belajar kepada seorang siswa SMP yang sebelumnya terpaksa menggunakan telepon seluler hasil curian ayahnya untuk bisa belajar secara daring di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Saya sempatkan ke sini untuk memberikan bantuan dari Kemensos dan Oase Kabinet Indonesia Maju," kata Penasihat Dharma Wanita Kemensos, Grace Juliari Batubara di sela-sela kunjungannya ke rumah siswa Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu.

Ia mendapatkan informasi adanya seorang siswa SMP Negeri kelas 1 di Garut yang kesulitan belajar secara daring saat pandemi COVID-19.

Kondisi itu, lanjut dia, membuat Dharma Wanita Kemensos prihatin karena ada orang tua yang harus mencuri telepon seluler untuk kepentingan anaknya belajar secara daring.

Baca juga: 10 juta KPM PKH dapat 30 kg beras untuk Agustus-September

Baca juga: Mensos serahkan kendaraan penanggulangan bencana ke Kopassus


"Itu sangat menyentuh sekali, karenanya saya ke Garut," katanya.

Ia menyampaikan, bantuan yang diberikan kepada siswa malang itu yakni berupa satu unit laptop dari Oase Kabinet Indonesia Maju, selain itu diberikan bantuan berupa telepon seluler dan sejumlah perlengkapan sekolah dari Kemensos.

Ia berharap, kejadian serupa itu tidak terjadi lagi, dan pemerintah akan terus berupaya untuk mengatasi permasalahan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

"Kejadian ini harus menjadi pelajaran semua pihak," katanya.

Kedatangan istri menteri sosial itu tidak hanya memberikan bantuan perlengkapan sekolah, tapi menyalurkan juga bantuan berupa seratus paket kebutuhan pokok bagi warga Garut.

Sementara itu, ayah siswa tersebut, AJ (41), mengucapkan terima kasih adanya perhatian dari semua pihak, termasuk bantuan dari Kemensos yang bermanfaat untuk menunjang kegiatan belajar anaknya. "Sangat senang, ada bantuan," katanya.

Ia mengisahkan pengalaman pahitnya saat mencuri telepon seluler milik orang lain yang bertujuan agar anaknya bisa belajar secara daring di tengah pandemi COVID-19.

"Dulu saya khilaf, bingung anak saya tidak bisa belajar, jangankan untuk beli HP, untuk sehari-hari saja bingung, tapi saya ingin anak saya belajar, tetap sekolah," katanya.*

Baca juga: Kemensos optimistis penyaluran bansos dorong pemulihan ekonomi

Baca juga: Realisasi bansos dari Kemensos terus meningkat, capai 64,63 persen

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020