Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah China akan memberikan dana hibah kepada Indonesia senilai RMB 20 juta (sekitar Rp27 miliar) dan nota kesepakatan (MoU) mengenai hal itu ditandatangai kedua negara di Jakarta hari ini.

MoU dana hibah itu ditandatangi oleh Direktur Jendereal Asia Pasifk dan Afrika Kemeterian Luar Negeri Indonesia, T.M Hamzah Thayeb, dan dari China diwakili Wakil Menteri Perdagangan RRC, Che Jian.

"Dana bantuan tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan kerjasama ekonomi dan teknis yang proyek-proyeknya masih tergantung atas pembahasan bersama kedua negara yang akan dilakukan lebih lanjut," kata Y. Kristianto S Legowo, Direktur Asia Timur dan Pasifik Menlu.

Mengenai pemanfaatan dana hibah dari pemerintah China tersebut juga masih akan dibahas, sesuai dengan jenis dan bentuk kerjasama itu sendiri, tambah Kristianto.

Dana hibah ini juga akan diberikan kepada instansi-instansi terkait melalui pembahasan lebih lanjut dalam menentukan di sektor mana dana tersebut akan digunakan.

Pada kesempatan yang sama juga ditandatangani naskah pertukaran nota mengenai penyelenggaraan dua kegiatan lokakarya yang digelar di China, namun tanggal pelaksanaan masih akan dibahas.

Kemudian, kegiatan lokakarya yang dikhususkan bagi para pejabat RI dan diadakan dalam waktu dekat rencananya juga akan dikelola oleh Kepala Pusdiklat (pusat pendidikan dan pelatihan) Kemlu, Darmansyah Kumala, tambah Kristianto.

Diharapkan dari penandatanganan kedua naskah bantuan tersebut dapat semakin memperkokoh hubungan kemitraan strategis Indonesia-RRC yang telah disepakati sebelumnya pada 25 April 2005.

Pelaksanaan dua kegiatan lokakarya tersebut memanfaatkan dana hibah RRC yang belum termanfaatkan untuk kegiatan pengembangan kapasitas bagi sumber daya manusia dari instansi-instansi pemerintah RI.

Dana hibah berasal dari kesepakatan yang dicapai oleh kedua negara yang tertuang dalam MoU on Grant Aid to Economic and Technical Cooperation (Nota Kesepakatan mengenai Bantuan Hibah untuk Kerjasama Ekonomi dan Teknik) yang ditandatangani 7 November 2001.

Menurut Kepala Pusdiklat Kementerian Luar Negeri, Darmansyah Kumala, kedua lokakarya yang akan diikuti oleh para pejabat RI dan China tersebut akan membicarakan dua topik berbeda, yaitu keamanan dan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.

Penandatanganan kedua nota kesepakatan tersebut juga dipandang akan semakin bermaknda bagi tahun persahabatan kedua negara yang telah dicanangkan oleh presiden RI dan RRC dalam pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan APEC di Singapura, 13 November 2009.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010