Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah pesan berantai yang mengabarkan tentang razia anak-anak yang berkerumun pada malam hari beredar melalui WhatsApp, belum lama ini.

Pesan itu menyebut razia yang menyasar anak-anak itu akan digelar oleh kepala daerah bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Satgas COVID-19.

Anak sekolah yang terjaring dalam razia tersebut pun akan menjalani karantina. Kemudian, wali murid serta guru akan turut dipanggil.

"Bagi yang tidak memakai masker disuruh menyemprot lingkungan radius 1.000 meter," demikian isi pesan yang beredar itu.

Namun, benarkah anak-anak yang berkerumun pada malam hari akan dirazia?
 
Tangkapan layar hoaks razia bagi anak-anak yang berkumpul pada malam hari. (WhatsApp)


Penjelasan:
Akun @jabarsaberhoaks, dalam unggahan Instagram Story-nya pada Rabu (3/9), menjelaskan pesan berantai soal razia anak-anak pada malam hari yang tersebar melalui aplikasi pesan instan itu merupakan informasi palsu atau hoaks. 

Akun pemeriksa fakta yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut menerangkan pesan berantai itu kerap beredar dengan format yang sama. Namun, disertai informasi yang berbeda pada lokasi, instansi dan tokoh yang diklaim melakukan razia. 

Klaim: Anak-anak yang berkerumun pada malam hari akan dirazia
Rating: Salah/Disinformasi
 
Tangkapan layar klarifikasi hoaks razia bagi anak-anak yang berkumpul pada malam hari. (Instagram)


Baca juga: Tidak gunakan masker dan sarung tangan masuk dalam pelanggaran di surat tilang?

Baca juga: Polda Kalbar bantah masyarakat tidak gunakan masker didenda Rp250 ribu

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020