Solo (ANTARA News) - Puluhan wartawan berbagai media massa, Sabtu, menggelar unjukrasa damai di depan pintu masuk Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, menuntut pembubaran suporter sepak bola Surabaya yang sering berbuat anarkis.

Suporter Persebaya Surabaya yang dikenal dengan sebutan "Bonek" (Bondho Nekat) itu mengamuk di wilayah Surakarta, Jumat (22/1), saat dalam perjalanan dengan Kereta Api Pasundan menuju Bandung untuk mendukung timnya melawan Persib, hari ini.

Sejumlah warga, petugas polisi, dan wartawan foto LKBN ANTARA, Hasan Sakri Ghozali (23), luka serius akibat lemparan batu dan dipukuli bonek sehingga harus dirawat di rumah sakit setempat.

Aksi damai wartawan setempat itu antara lain ditandai dengan orasi, performa teatrikal, dan pengusungan poster bergambar Hasan dan tulisan antara lain "Antikekerasan terhadap Wartawan", "PSSI Buka Matamu Tolak Bonek di Surakarta", dan "Bubarkan Suporter Surabaya".

Performa teatrikal oleh sejumlah pekerja pers setempat yang mengenakan kaus warna hijau bertulis "Bonek" itu tampak menggambarkan bonek sedang merebut kamera dari seorang wartawan foto yang sedang melakukan peliputan.

Koordinator aksi, Ahmad Farid, menyatakan, wartawan Surakarta menentang tindak kekerasan dan melawan hukum oleh bonek.

Amukan bonek, katanya, terjadi berulang kali di wilayah Surakarta dan sejumlah daerah lainnya.

Ia mengatakan, pihak terkait harus mengkaji secara seksama untuk selanjutnya membubarkan suporter Persebaya itu karena ulahnya telah meresahkan masyarakat.

Seorang wartawan foto sebuah media massa nasional yang bertugas di Solo, Kumoro, mengatakan, bonek juga menjarah barang milik pedagang di beberapa tempat di sepanjang jalur kereta yang mereka tumpangi.

Para pedagang, katanya, cemas atas ulah bonek.

"Kami mengutuk tindakan bonek terhadap Hasan. Mereka dengan sengaja memukul dengan batu dan berupaya merebut kameranya saat kawan kami sedang melakukan peliputan," katanya.

Pihaknya juga mendesak aparat terkait seperti kepolisian melindungi keamanan wartawan yang sedang liputan.

Polisi juga harus mengusut hingga tuntas tindak kriminal para bonek.

Selain itu, katanya, pihak PSSI dan Pemerintah Kota Surabaya harus segera membubarkan suporter Persebaya karena sering anarkis.

Setelah orasi dan performa teatrikal itu, para wartawan kemudian membubarkan diri secara tertib.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010