Timika (ANTARA News) - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timika, Papua diharapkan bisa dikerjakan mulai tahun ini untuk mengatasi krisis energi listrik di wilayah itu, demikian komentar sejumlah warga di Timika, Sabtu.

"Masyarakat sangat berharap proyek PLTU batu bara yang akan dibangun di Pelabuhan Paumako Timika bisa terealisasi, bukan sekedar janji-janji mengingat kebutuhan penerangan di Timika terus meningkat," kata Ketua Forum Taxi Kuning Timika, Konis Manusiwa.

Ia merasa pesimistis kebutuhan listrik di kota Timika dan sekitarnya akan terpenuhi jika PLN Ranting Timika masih mengandalkan pembangkit diesel yang disewa dari pihak lain.

Mau sampai kapan PLN menyewa karena kebutuhan listrik terus meningkat, katanya.

Hal senada disampaikan Sekretaris Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Mimika, Tansil Azhari.

Ia meminta keseriusan PLN untuk merealisasikan proyek PLTU Timika agar proyek tersebut tidak dialihkan ke daerah lain.

"Kami sangat berharap proyek PLTU Timika bisa terwujud mulai tahun ini," kata Tansil.

Manajer PLN Ranting Timika, Trimanto mengatakan, proses pelelangan PLTU Timika masih berlangsung di PLN Pusat (Jakarta).

Dari tiga perusahaan yang lulus tahap prakualifikasi, tinggal dua perusahaan yang masih bertahan yaitu Shangdong Mechine melalui perwakilannya PT Rekadaya dan Shangdong Electrical melalui perwakilannya PT Duta Graha Indah.

Kedua perusahaan itu berasal dari Republik Rakyat Cina (RRC).

Sebagaimana warga Timika, Trimanto juga mengharapkan proyek PLTU Timika bisa dikerjakan mulai tahun ini.

Trimanto juga menyambut baik kebijakan Pemprov Papua yang saat ini sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah.

Jika PLTA Kapiraya dan PLTU Timika nanti bisa beroperasi secara bersamaan, menurut Trimanto, dengan sendirinya kebutuhan energi listrik warga di seluruh Mimika bisa teratasi.

Bahkan daya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kapiraya direncanakan juga akan menyuplai kebutuhan listrik di kabupaten tetangga seperti Paniai, Dogiyai, Deyai, Intan Jaya dan lainnya.

Tiga perusahaan asal RRC yang lulus tahap prakualifikasi beberapa waktu lalu telah melakukan survei ke lokasi pembangunan proyek PLTU Timika di Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur.

Selain Shangdong Mechine melalui perwakilannya PT Rekadaya dan Shangdong Electrical melalui perwakilannya PT Duta Graha Indah, satu perusahaan lain yang ikut melakukan survei saat itu yakni King Dao melalui perwakilannya PT Eco Teck.

Proyek PLTU Timika menggunakan tenaga batu bara berkekuatan 14 mega watt rencananya akan dibangun di sekitar Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur di atas lahan seluas 12 hektar yang dihibahkan oleh Pemkab Mimika.

Proyek PLTU Timika merupakan bagian dari program pengadaan 10 ribu mega watt listrik se-Indonesia dengan anggaran mencapai lebih dari Rp200 miliar.

"Kendala utama yang menghambat pelaksanaan proyek ini karena anggaran yang tersedia kurang memadai dibandingkan dengan tingkat kesulitan medan yang ada di Papua," jelas Trimanto.

Selain itu, katanya, keterlambatan pengerjaan proyek PLTU Timika lantaran harus ditender ulang di Jakarta.

Semula kontraktor proyek PLTU Timika dipercayakan kepada PT MBW yang berkedudukan di Jakarta.

Dalam perjalanan, perusahaan itu mundur setelah melakukan survei lokasi pembangunan PLTU Timika di Pelabuhan Paumako. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010