Jakarta (ANTARA) - Komputer mirip otak dengan lebih dari 100 juta neuron, yang pertama di China, telah dikembangkan oleh para peneliti di Provinsi Zhejiang, China timur.

Dikutip dari Xinhua, Minggu, komputer yang dinamai Darwin Mouse itu diperkenalkan oleh Universitas Zhejiang dan Lab Zhejiang pada awal pekan ini.

Perangkat berteknologi tinggi yang berisi 792 chip Darwin generasi kedua mirip otak tersebut dikembangkan oleh Universitas Zhejiang, menurut direktur Lab Zhejiang, Zhu Shiqiang.

Chip itu mendukung 120 juta neuron spiking dan hampir 100 miliar sinapsis yang setara dengan jumlah neuron di otak tikus. Konsumsi daya rata-rata komputer tersebut adalah 350-500 watt.

"Sama seperti blok bangunan, kami mengintegrasikan 792 chip komputasi mirip otak ke dalam tiga sasis server standar untuk membentuk komputer mirip otak yang terpasang di rak," ujar pemimpin tim peneliti dari jurusan Ilmu Komputer dan Teknologi Universitas Zhejiang, Pan Gang.

Baca juga: Intel punya logo baru, bawa chip generasi ke-11

Baca juga: Subaru pilih Xilinx buat chip kunci di sistem bantuan pengemudi


Sementara itu, tim peneliti juga mengembangkan sistem operasi yang dirancang khusus untuk komputer tersebut, bernama Darwin OS, yang mendukung pengelolaan dan penjadwalan sumber daya perangkat keras yang efektif, serta mendukung operasi dan aplikasi komputer.

Menurut para peneliti, komputasi mirip otak mengacu pada penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mensimulasikan struktur dan mekanisme operasi jaringan saraf otak dan membangun paradigma kecerdasan buatan yang baru.

Komputasi ini adalah arsitektur komputasi yang dianggap sebagai salah satu cara penting untuk memecahkan masalah terkait komputasi yang kompleks di berbagai bidang, seperti kecerdasan buatan.

Pan menambahkan bahwa jenis komputer mirip otak ini telah mampu melakukan berbagai tugas cerdas, seperti memungkinkan kolaborasi beberapa robot dalam simulasi operasi penanggulangan dan penyelamatan, simulasi berbagai wilayah otak, serta menyediakan alat dalam skala besar dan lebih cepat untuk penelitian ilmiah.

Selain itu, jenis komputer ini juga telah mewujudkan "pengetikan pikiran" melalui pengodean sinyal elektroensefalogram (EEG) secara real-time.

"Dengan melakukan simulasi otak manusia, kita akan dapat memahami prinsip kerja dari berbagai bagian otak, yang akan membantu penyembuhan penyakit otak tertentu yang tidak dapat didiagnosis melalui pendekatan biomedis," kata Pan.

Baca juga: MediaTek umumkan chip 5G untuk ponsel menengah, Dimensity 720

Baca juga: AS tolak chip Huawei, China siapkan langkah balasan


"Di masa depan, komputer seperti otak akan memiliki prospek aplikasi yang lebih luas termasuk dalam tiga bidang utama, yaitu kecerdasan buatan, ilmu otak dan penyakit otak," dia menambahkan.

Akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan China dan Presiden Universitas Zhejiang, Wu Zhaohui, mengatakan komputasi seperti otak diharapkan muncul sebagai bentuk komputasi penting di masa depan.

"Ini adalah pencapaian terbaru dari proyek penelitian ilmu otak dan kecerdasan buatan (dinamai Double Brain Project). Dengan meniru struktur dan mekanisme otak, proyek ini diharapkan dapat mengembangkan arsitektur komputer baru yang akan memimpin masa depan," ujar Wu.

Baca juga: NVidia Jetson Nano, komputer mini otak robot seharga Rp1,4 juta

Baca juga: Ilmuwan Amerika Serikat ciptakan otak robot

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020