Pandeglang (ANTARA News) - Kementerian Negara (Kemneg) Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) memberikan bantuan permodalan dalam bentuk perlatan bagi perajin emping melinjo dan perajin bambu di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

Kepala Bagian Humas Sekretariat Kabupaten Pandeglang, Encep Suryadi, ketika dikonfirmasi, Minggu, menjelaskan, bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Asisten Deputi Kemneg PDT Endang Suwandi.

"Bantuan itu diberikan Kemneg PDT sebagai pemberdayaan dalam upaya mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah yang dikelola kelompok masyarakat di Pandeglang," katanya.

Bantuan tersebut diberikan pada usaha kerajinan bambu "Kiara Flower" di Desa Sobang Kecamatan Sobang dan bagi usaha emping melinjo "Sahate" di Desa Bangkuyung Kecamatan Cikeudal.

Menurut Encep, bantuan yang diberikan untuk peraji bambu berupa mesin bubut, kompresor, mesin ketam listrik, gergaji listrik, bor listrik, pahat, palu, pisau ukir, dan gurinda senilai Rp90 juta.

Sedangkan bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat perajin emping melinjo berupa mesin steler, kompos gas, tabung gas, mesin sablon plastik, penggorengan, alat jemur, penumbuk emping, dan mesin press dengan total Rp55 juta.

Ia menjelaskan, strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal telah ditetapkan lima program prioritas yakni program pembangunan ekonomi lokal, program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan daerah perbatasan, pengembangan sarana dan prasarana, serta rehabilitasi bencana.

"Bantuan permodalan dalam bentuk perlatan bagi kelompok perajin emping melinjo dan perajim bambu itu merupakan salah satu implementasi dari strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal," ujarnya.

Pertumbuhan usaha kecil dan mikro (UKM) di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dalam satu tahun terakhir ini mengalami peningkatan cukup pesat.

Kapala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Pandeglang, Djohan Djauhari, menjelaskan, pada 2008 jumlah UKM di daerah itu tercatat 1.400 unit dan pada 2009 hingga awal November mencapai 1.600 unit.

"Jadi dalam tempo 10 bulan sudah ada pernambahan UKM baru sebanyak 200 unit, itu yang terdata dan kumungkinannya masih ada yang belum terdata," katanya.

Jenis usaha yang dijalankan kalangan UKM di kabupaten itu cukup beragam mulai dari anyaman dari bambu, daun pandan dan rotan, pembuatan minuman, keripik singkong dan pisang hingga emping melinjo.

Penyebaran UKM itu juga merata, yakni terdapat pada 35 wilayah kecamatan yang ada di kabupaten tersebut.

Menurut dia, Disperindag terus melakukan pembinaan baik dalam bentuk cara pembuatan, pengepakan maupun pengelolaan hasil pada kalangan UKM itu serta memberikan bantuan dalam bentuk peralatan. Sementara bantuan modal diberikan Dinas Koperasi dan UKM.

"Sudah cukup banyak bantuan perlatan yang kita berikan seperti alat alat membuat emping yakni menipiskan biji melinjo, pengiris singkong dan pisang serta mesin jahit bagi perajin anyaman daun pandang," katanya.

Guna meningkatkan kemampuan, beberapa pengusaha kecil dan mikro tersebut juga telah dimagangkan keberbagai daerah seperti Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, Lampung dan Yogyakarta.

Untuk pemasaran, sebagian produksi UKM itu dijual di pasar lokal dan luar daerah, kecuali emping melinjo yang telah dieskpor keberbagai negara.

Ia juga menjelaskan, sebagian besar UKM di daerah itu bergerak dibidang pembuatan emping melinjo yang telah dilakukan secara turun-temurun serta ditetapkan menjadi makanan khas Pandeglang oleh Departemen Perindustrian.

Dari 1.600 UKM yang ada di Kabupaten Pandeglang sebanyak 1.300 di antaranya bergerak dalam bidang pembuatan emping melinjo.

Emping melinjo hasil produksi industri rumah tangga di Kabupaten Pandeglang kini telah diekspor ke berbagai negara, namun pengiriman ke luar negeri itu dilakukan oleh eksporter Jakarta. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010