Sekolah Binaan Yayasan Hadji Kalla itu berhasil menyabet juara II karya ilmiah inovatif pada bidang ilmu hayati dengan pemanfaatan tumbuhan eceng gondok menjadi tisu di negeri ginseng.
Makassar (ANTARA) - SMA Islam Athirah 1 Makassar menorehkan prestasi di kancah internasional lewat ajang kompetisi karya ilmiah inovatif di Korea Selatan.

Sekolah Binaan Yayasan Hadji Kalla itu berhasil menyabet juara II karya ilmiah inovatif pada bidang ilmu hayati dengan pemanfaatan tumbuhan eceng gondok menjadi tisu di negeri ginseng.

Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar, Tawakkal Kahar di Makassar, Rabu menyampaikan rasa bangga atas prestasi siswanya. Ia pun menyampaikan ucapan selamat kepada tim Eichracial-T (sebutan untuk tim Athirah) yang saat ini duduk di bangku kelas XII MIPA 1 dan telah mengharumkan nama Sekolah Islam Athirah.

“Tentunya kami bangga, anak-anak kita bisa memberikan yang terbaik buat kita semua. Selamat, Anda adalah siswa terbaik yang bisa menginspirasi siswa lainnya menghasilkan karya terbaik untuk sekolah dan Indonesia,” ucap Tawakkal.
Baca juga: Siswa SMA Athirah ajak masyarakat berdonasi untuk pekerja informal

Pada ajang ini, SMA Islam Athirah 1 Makassar diwakili tiga orang siswinya yakni St. Rahma Rahim, Nurnabilla Syfadewi Attaya dan Nawwarah Liyana Zafira Aminanti. Ketiganya pun mengungkapkan perasaan syukur, bahagia, dan bangga atas torehan prestasi yang telah diraih.

“Rasanya bangga dan senang, karena perjuangan selama ini terbayarkan, alhamdulillah kami sangat bersyukur," kata Nabilla.

Sebelumnya, Tim Eichracial-T itu dinobatkan sebagai juara 2 nasional dalam ajang National Science Innovation Expo 2019 yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Sains Fisika UIN Sunan Gunung Djati pada 23 November lalu di Bandung.

Kemenangan tersebut mengantarkan mereka berkompetisi ke tingkat internasional pada ajang World Invention Innovation Contest (WIC) 2020 yang digelar di Korea Selatan.
Baca juga: Alumni SIA Makassar jadi delegasi Indonesia pada Konferensi Asia-Eropa

Selama masa risetnya, mereka didampingi dan dibimbing oleh wali kelasnya bernama Jumarni yang diketahui bukan guru mata pelajaran rumpun sains. Namun berkat kegigihan dan kerja kerasnya, mampu mengharumkan nama Sekolah Athirah dan Indonesia mendapat hasil luar biasa.

“Pastinya beryukur, senang, bahagia dan bangga,” kata Rara sapaan Rahma Rahim.

“Senang sekali rasanya, apalagi ini pertama kali bagi saya, jadi ada pengalaman baru,” sambung Liyana.

Direktur Sekolah Islam Athirah H. Syamril, tidak lupa mengucapkan selamat dan berharap agar tim Eichracial-T dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.

“Selamat atas pencapainnya, semoga bisa menjadi sejarah baru di Athirah dan nantinya bisa menghasilkan temuan-temuan baru lagi yang bisa menginspirasi kita semua,” ucapnya.
Baca juga: Antisipasi COVID-19, sekolah di Makassar meniadakan salaman
 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020