Sensasi mewah dan keren bar di grand hotel di era New York ‘zaman dulu’ dihadirkan dengan cara modern. Bar ini menyajikan sejumlah cocktail klasik, spirit, serta cemilan mewah
Jakarta (ANTARA) - Tak ada salahnya mempersiapkan rencana liburan meski pandemi COVID-19 membuat Anda tak bisa bepergian jauh. Ketika suasana sudah kondusif, salah satu pilihan berlibur untuk orang Indonesia yang populer adalah negara tetangga seperti Singapura.

Bila negara tersebut memang pilihan liburan Anda kelak, simak lima petuangan kuliner di Singapura yang direkomendasikan oleh food blogger Hans Danial, seperti dikutip dari siaran resmi Singapore Tourism Board, Rabu.

Baca juga: Restoran di China minta maaf karena timbang bobot pelanggan

Harta Karun Kuliner

Menurut Hans, banyak tempat santap yang menarik untuk dieksplorasi karena keunikan tempat dan sajiannya.

“Wheeler Estate yang relatif tenang di Kawasan Seletar Aerospace Park adalah salah satu yang sangat menarik. Wheeler ini menyajikan menu Eropa dengan paduan gaya Singapura di 1920-an,“ ujar dia.

Berdiri di bekas pangkalan udara militer Inggris, restoran ini menyajikan pilihan santap di bar atau di tempat terbuka. Makan di ruang terbuka memberi pengunjung sensasi seperti berkemah di dekat taman. Berbagai menu klasik disajikan di Wheeler Estate antara lain fish and chips, beef short rib, dan barbecue chicken.
 
Wheeler Estate (HO/Hans Danial)


Ada juga sentuhan latin di Singapura. Hadir pertama kali di 1996 sebagai Margarita’s East Coast, Comida Mexicana memulai bisnis barunya pada 2017.

Dua tahun berturut-turut, restoran baru ini telah dipilih oleh Wine and Dine sebagai Top Restaurants 2018 dan 2019. Restoran ini sukses membawa tradisi makanan Mexico kontemporer yang autentik ke Asia. Banyak bahan premiumnya didatangkan langsung dari Mexico.

Baca juga: Sembilan kuliner yang wajib dicoba di Hong Kong

Hans juga merekomendasikan dua dari 50 Bar Terbaik Asia.

Yang pertama, Manhattan Bar. Bar ini adalah salah satu unggulan Hotel Regent Singapore dan terkenal karena membawa kembali tradisi cocktail dan fine drinking.

“Sensasi mewah dan keren bar di grand hotel di era New York ‘zaman dulu’ dihadirkan dengan cara modern. Bar ini menyajikan sejumlah cocktail klasik, spirit, serta cemilan mewah,” ujar Hans.

Kedua, ATLAS Bar. Berlokasi di lantai dasar Parkview Square, salah satu gedung ikonik Singapura, Atlas hadir dengan inspirasi pencakar langit ala New York dan Eropa era 1920an.

Bar bergaya art deco ini menghadirkan sekitar 1.000 macam spirit, bahkan beberapa di antaranya diproduksi pada 1910.

Baca juga: Belajar masak makanan Korea otentik bersama Chef Jun

2. Jajanan lezat
 
Liao Fan Hawker Chan (HO/Hans Danial)


Banyak kios jajan di Singapura yang telah mendapat penghargaan bergengsi Michelin Star.

Liao Fan Soya Sauce Chicken Rice and Noodle Stall/Liao Fan Hawker Chan adalah bukti kecintaan Chef Chan Hon Meng pada profesinya.

Berasal dari Ipoh, Malaysia, Chan memulai sendiri usaha kulinernya di pusat makanan kompleks Chinatown Singapura pada 2009, satu hal yang telah lama diimpikannya sejak pertama kali menginjakkan kaki ke Singapura di usia 15.

Baca juga: Ada gastronomi virtual di festival kuliner Singapura

Dengan menu unggulan ayam kecap, Hawker Chan menjadi kedai pertama di dunia yang meraih penghargaan One Michelin Star di 2016.

Ada pula “harta terpendam” di Amoy Street Food Centre. Di antaranya adalah Hong Kee Beef Noodle yang telah beroperasi lebih dari 50 tahun.

Restoran yang sebelumnya berlokasi di Cuppage Centre ini sangat terkenal karena mie sapi Hainan-nya. Selain itu, Hong Kee juga telah terpilih masuk kategori Michelin Bib Gourmand.

Serangoon Gardens Food Centre, juga dikenal sebagai Chomp Chomp, dipilih Hans sebagai tempat jajan favorit di Singapura.

Tempat ini penuh dengan pengunjung dari berbagai usia dan kalangan mulai dari saat tempat ini dibuka jam enam sore hingga tengah malam.

3. Acara kuliner
 
Singapore Food Festival (HO/Hans Danial)


Sejumlah acara berbau kuliner diadakan di Singapura, salah satunya Singapore Food Festival yang bisa menambah wawasan pencinta kuliner. Tahun ini festival kuliner tersebut digelar secara virtual akibat pandemi.

“Singapore Food Festival selalu di kalenderku karena sajian mereka di acara tahunan ini selalu berbeda. Acara ini selalu menambahi wawasanku tentang tren makanan terbaru. Yang suka fine dining, jangan sampai melewatkan World Gourmet Summit saat kita sudah bisa ke Singapura lagi,” ujar Hans.

Baca juga: Menepi sejenak dari Jakarta, nikmati hidangan Nusantara

4. Kuliner warisan budaya

Karena posisinya yang strategis di persimpangan jalur dagang dunia, Singapura kaya ragam budaya dan tradisi. Pengaruh itu terasa dalam kuliner Singapura hingga kini.

Anda yang ingin merasakan hidangan halal melayu atau yang bercita rasa Timur Tengah bisa mengeksplorasi Kampong Gelam. Di sana, ada kebab, sate, hingga nasi kebuli.

Bagi yang ingin merasakan sensasi masakan berempah Asia Selatan atau hidangan vegetarian, naik bus dari Orchard Road ke Serangoon Road adalah jawabannya.

Rasa dan aroma hidangannya adalah alasan kenapa Little India, kawasan etnik India, selalu terasa hidup.

Ada pula kawasan Joo Chiat/Katong sangat dikenal sebagai tempat tinggal para peranakan. Distrik di bagian timur Singapura ini tempat yang memikat bagi orang yang ingin mencicipi tradisi kuliner kaum Peranakan.

Baca juga: Restoran ini pakai manekin untuk jaga jarak, juga display jualan baju

5. Suvenir kue dan kudapan

Para koki kreatif telah sukses mengolah durian menjadi kue, pastry, dan suvenir yang sangat lezat untuk dibawa sebagai oleh-oleh.

Sebagian produk rekomendasi sang blogger adalah Four Seasons Mao Shan Wang Durian Mini 3D Cake, Creatures Durian Cake, juga Durian Rainbow Ice Cream Cake.

“Bagi yang gak suka durian, banyak pilihan snack oleh-oleh dari Singapura kok, termasuk kripik telur asin, cookies, minuman bubuk ’Milo Van‘ khas Singapura.”

Baca juga: Sup "oranye" untuk tingkatkan imunitas dan buat kulit jadi "glowing"

Baca juga: Museum Makanan Menjijikkan di Swedia, ada durian di dalamnya

Baca juga: Empat rekomendasi burger ayam renyah nan lezat

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020