Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Hari ini, Kamis 28 Januari 2010 bertempat di PLTU Labuan, Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara Ny. Ani Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan beroperasinya Unit 1 PLTU Banten 2 Labuan dengan kapasitas 300 MW.

Hadir pula menyertai rombongan Presiden yakni Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Kelautan Fadel Muhammad, Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiah, Dirut PLN Dahlan Iskan, Duta Besar Republik Rakyat China serta pejabat penting lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar menjelaskan bahwa proyek percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW mulai menunjukkan hasilnya dengan masuknya PLTU Labuan unit 1 ke sistem interkoneksi Jawa Bali sejak Juli 2009. Proyek PLTU Labuan dengan total kapasitas 2 x 300 MW tersebut berlokasi di desa Sukamaju, Kec. Labuan, Kab. Pandeglang, Propinsi Banten. Unit 2 saat ini sudah masuk tahap pengujian dan ditargetkan Maret 2010 mulai beroperasi secara komersial.

Mustafa juga menyampaikan, proyek ini merupakan bagian dari proyek percepatan pembangunan PLTU 10.000 MW yang dilaksanakan oleh PLN berdasarkan Peraturan Presiden Nomor: 71 tanggal 05 Juli 2006 tentang penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan batubara.

Perpres ini menjadi dasar bagi pembangunan 10 PLTU di Jawa dan 25 PLTU di Luar Jawa Bali atau yang dikenal dengan nama Proyek Percepatan PLTU 10.000 MW. Pembangunan proyek-proyek PLTU tersebut guna mengejar kekurangan pasokan tenaga listrik sampai beberapa tahun ke depan.

Proyek ini selain menunjang program diversifikasi energi ke non bahan bakar minyak (BBM) dengan memanfaatkan batubara berkalori rendah yang cadangannya tersedia melimpah di tanah air, juga bertujuan untuk menekan harga pokok produksi (HPP).

Beberapa manfaat kehadiran PLTU Labuan adalah (a) mengurangi penggunaan BBM untuk operasional pembangkitan dalam jumlah cukup signifikan, sehingga dapat mengurangi subsidi BBM; (b) pemanfaatan energi alternatif (batubara) yang saat ini tersedia cukup banyak di Kalimantan dan Sumatera, secara signifikan akan meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat pada wilayah sumber batubara, dilain pihak BBM oleh Pemerintah hanya untuk export guna menghasilkan devisa negara; (c) meningkatkan mutu dan keandalan sistim penyediaan, penyaluran serta pelayanan tenaga listrik, yang pada gilirannya akan mendorong kegiatan ekonomi daerah, regional dan nasional serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. (d) menanggulangi krisis energi listrik akibat pertumbuhan beban, khususnya untuk wilayah Jawa Bali, dengan terwujudnya regional balanced system ketenagalistrikan Jawa Bali; (e) dengan penggunaan bahan bakar non BBM, maka HPP listrik dapat ditekan sehingga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan, dan (f) mempercepat proses pertumbuhan wilayah/daerah setempat di sekitar PLTU Labuan, dengan akan bertumbuhnya berbagai sarana pemukiman, industri kecil, menengah dan besar.

Dapat kami sampaikan juga, data Proyek PLTU Labuan, sebagai berikut:

Lokasi: Jl. Laba, Terusan Panimbang Labuan Kabupaten Pandeglang 42264
Nama Kontraktor : Consortium Chengda Engineering Corporation of China dan PT Truba Jurong Engineering
Luas Lahan PLTU : 664.579 m2 atau 66,45 Ha
SUTT 150 kV terkait PLTU Labuan : GI PLTU ke GI Menes sepanjang 5,98 km danGI PLTU ke GI Asahimas sepanjang 50,98 km
Pendanaan : Porsi USD Sindikasi Perbankan BRI & BNI, Loan Agreement
Porsi rupiah --> Sindikasi Perbankan BCA, Mandiri, BNI& BRI
Kebutuhan Batubara : 153,4 ton/jam per unit (3.681,60 ton/hari)
Cadangan Batubara tersebut dapat digunakan selama 34 hari untuk pengoperasian satu unit
Pemasok Batubara : a. PT Titan Mining Energy (285.000 ton/tahun)
b. Konsorsium PT Arutmin Indonesia dan PT Darma Henwa (95.000 ton/tahun)
c. Konsorsium PT Kasih Industri Indonesia dan PT Senamas Energindo Mulia (950.000 ton/tahun)
d. PT Bara Mutiara Prima (570.000 ton/tahun)

Data penghematan Biaya Operasi dapat dirinci sebagai berikut:
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar juga menjelaskan tentang PLTU Labuhan Angin di Sumatera Utara dengan kapasitas 2 x 115 MW, sebagai berikut :

Lokasi Proyek
Lokasi PLTU Labuhan Angin +/- 20 km arah barat Kotamadya Sibolga, Desa Labuhan Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara, sehingga proyek ini dinamakan "PLTU Labuhan Angin". Secara geografis lokasi PLTU terletak pada 1 derajat LU dan 98 derajat BT, dengan area seluas +/- 54 Ha di tepi pantai Teluk Tapian Nauli.

Sumber Dana
Proyek Pembangunan PLTU Labuhan Angin merupakan kontrak antara PT PLN (Persero) dengan CMEC (China National Machinery & Equipment Import & Export Corporation) yang dibiayai dengan Dana Loan China dan Dana Anggaran PLN sebesar USD 208.682.180,67, dan Rp 232.390.533.961.

Pelaksana Proyek
Pekerjaan design dan konstruksi Proyek PLTU Labuhan Angin dilaksanakan oleh CHINA NATIONAL MACHINERY & EQUIPMENT IMPORT & EXPORT CORPORATION (CMEC). Dalam implementasinya PT PLN (Persero) PIKITRING SUMATERA UTARA, ACEH & RIAU telah menunjuk PT. PLN (Persero) Jasa Enjiniring untuk melakukan review design dan PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN-E) sebagai pelaksana Supervisi Konstruksi.

Jadwal Pelaksanaan Proyek
Penandatanganan kontrak dilakukan pada tanggal 06 Oktober 2003 dan Contract Effective Date ditetapkan pada tanggal 15 Maret 2005. PLTU Labuhan Angin (2 x 115 MW) sudah beroperasi secara komersial (COD) pada tanggal 07 November 2009 untuk Unit #1 dan 21 April 2009 untuk Unit #2.

SUTT 150 kV Terkait PLTU Labuhan Angin
Energi listrik yang dibangkitkan PLTU Labuhan Angin sebesar 2 x 115 MW disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV, 2 x 240 mm2, 2 CCT ke Gardu Induk Sibolga sepanjang +/- 29 km.

Emisi
Emisi gas buang PLTU Labuhan Angin pada saat performance test adalah sebagai berikut :
No Jenis Emisi Baku Mutu Emisi Emisi PLTU Labuhan Angin
Permen. LH. No. 21/2008
1 Debu150 mg/m3 80
2 SO2 750 mg/m3 510
3NOx 850 mg/m3 130

kWh Produksi Unit #1
Energy Production (kWh) Th. 2009
Gross ProductionNet Production Fuel Saving
173,654,367 150,901,180 +/- Rp. 245 Milyar

kWh Produksi Unit #2
Energy Production (kWh) Th. 2009
Gross Production Net Production Fuel Saving
497,051,730 434,266,760 +/- Rp. 701 Milyar

Potensi Fuel Cost Saving
Harga HSD: Rp. 5.900/ltr dengan SFC: 0.3 --> Rp. 1.770/kWh
Harga Coal: Rp. 600/kg dengan SFC: 0.6 --> Rp. 360/kWh
Selisih Fuel Cost: Rp. 1.410/kWh
Penghematan/tahun adalah : Rp 2,27 Triliun

Jadwal Pelaksanaan dan Penyelesaian Proyek

Kegiatan Unit #1 Unit #2
Pemancangan Pertama 11 Juni 2006 11 Juni 2006
Erection Boiler Steel Structure 26 Maret 200715 Juni 2007
Drum Lifting 30 Mei 2007 10 Oktober 2007
Hydrostatic Test20 Februari 2008 03 Nopember 2008
Steam Blow 21 Agustus 2008 11 Desember 2008
Synchronizing 19 September 2008 27 Desember 2008
TOC (Taking Over Certificate) 07 November 2009 21 April 2009
SLO (Sertifikat Laik Operasi) 29 Desember 2009 2 Desember 2009

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Mahmud Husen, Kepala Bagian Humas Kementerian BUMN

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010