Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah seiring masih negatifnya penjualan ritel.

Rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.799 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.765 per dolar AS.

"Dari internal, pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi penjualan eceran yang masih terkontraksi," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.

Penjualan eceran terus membaik meskipun masih berada dalam fase kontraksi. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Juli 2020 dengan pertumbuhan sebesar minus 12,3 persen (yoy), membaik dari bulan sebelumnya sebesar minus 17,1 persen (yoy).


Baca juga: Rupiah Rabu pagi melemah 0,02 persen jadi 14.768


Perbaikan penjualan diprakirakan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, dengan penjualan pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami kontraksi paling rendah, dengan pertumbuhan sebesar minus 1,9 persen (yoy). Hal itu sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat dan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Kinerja penjualan eceran diperkirakan terus membaik pada Agustus 2020, ditopang hampir seluruh kelompok barang. Pertumbuhan IPR Agustus 2020 diperkirakan sebesar minus 10,1 persen (yoy), membaik dari bulan sebelumnya. Penjualan kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau diperkirakan mulai mencatat pertumbuhan positif pada Agustus 2020. Sementara itu, kelompok barang yang lain diprakirakan juga mengalami perbaikan dengan kontraksi yang menurun, kecuali kelompok barang Pelengkapan Rumah Tangga Lainnya.

Disamping itu, lanjut Ibrahim, penyebaran pandemi COVID-19 di Indonesia terus mengkhawatirkan, terutama di DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan dengan gamblang mengatakan bahwa kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan sehingga harus tanggap dengan paket kebijakan yang akan dikeluarkan walaupun kondisi keuangan yang terus menipis akibat masa PSBB transisi yang terus diperpanjang.


Baca juga: Rupiah diperkirakan terkoreksi seiring memanasnya hubungan AS-China


"Di sisi lain pemerintah harus bisa mengimbangi dengan fasilitas kesehatan yang dimiliki. Jumlah kasus yang tidak terkendali akan berdampak pada penanganan dan fasilitas kesehatan milik pemerintah," katanya.

Menurut dia, kekhawatiran tersebut dikarenakan kapasitas rumah sakit ada batasnya. Bila jumlah yang membutuhkan perawatan makin banyak,di atas kemampuan kapasitas rumah sakit dan jumlah tenaga medis yang terbatas maka hal itu merupakan masalah besar dan mengkhawatirkan.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.765 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.765 per dolar AS hingga Rp14.853 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.853 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.798 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah ditutup melemah dipengaruhi meningkatnya tensi AS-China

Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 5 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020