Solo (ANTARA) - Lagu berjudul "Ninggal Tatu" yang dibawakan oleh penyanyi pendatang baru asal Kota Solo Dory Harsa membuka pergelaran "Solo International Performing Arts" (SIPA) 2020 di Kota Solo, Kamis.

Pada pembukaan SIPA yang pada tahun ini dilaksanakan secara virtual tersebut penampilan Dory yang merupakan mantan penggendang grup musik mendiang Didi Kempot diiringi oleh 10 penari wanita dari kelompok seni Semarak Candra Kirana.

Pada sambutannya yang juga dilakukan secara virtual, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Wishnutama mengapresiasi pergelaran SIPA yang tetap dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19. Menurut dia, seni pertunjukan sendiri merupakan salah satu subsektor perekonomian kreatif yang harus didukung pengembangannya.

"Kami mengapresiasi panitia penyelenggara yang telah berkomitmen tetap melaksanakan SIPA meski saat ini merupakan masa kenormalan baru. SIPA ini sekaligus sebagai media untuk mempromosikan seni pertunjukan di Indonesia di mata internasional," katanya.

Selanjutnya, Direktur SIPA 2020 Irawati Kusumorasri berharap pelaksanaan SIPA tersebut dapat menjadi energi untuk mendukung kehidupan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

"SIPA adalah ikhtiar dari rencana besar untuk terus mencari potensi budaya. Janji ini akan terus menggelora dalam setiap panggung SIPA yang usianya yang ke-12 tahun ini. Tidak ada kata berhenti mencari bagi SIPA," katanya.

Meski saat ini Indonesia sudah memasuki masa adaptasi lingkungan baru, dikatakannya, kondisi tersebut membuat manajemen SIPA harus cerdas dalam mengikuti perubahan tersebut.

"Maka inilah panggung baru SIPA, yang lahir dari pembacaan atas transformasi kenormalan baru," katanya.

Sementara itu, salah satu penampil dari Indonesia Putri Novalita mengatakan cukup tertantang menampilkan tarian secara virtual mengingat selama ini penonton memberikan semangat tersendiri ketika dia tampil.

Salah satu anggota kelompok tari Triapswaya tersebut mengatakan kali ini akan membawakan tarian berjudul "Kolek". Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini mengatakan tarian tersebut menceritakan tentang kecintaan masyarakat ketika melihat budaya Jaranan atau biasa juga disebut Kuda Lumping.

"Kami akan tampil bertiga, untuk persiapan sendiri kami sudah latihan selama satu bulan. Untuk durasi penampilan ini selama 6,5 menit," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020