New York (ANTARA) - Euro naik ke tingkat tertinggi satu minggu terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa meskipun ECB mengawasi nilai tukar namun itu bukanlah alat kebijakan moneter.

Komentar Lagarde menunjukkan ECB tidak mungkin melakukan langkah-langkah untuk melemahkan euro meskipun menguat baru-baru ini, memberikan motivasi pedagang untuk mengambil mata uang tunggal zona euro lebih tinggi.

Seperti yang diperkirakan, ECB mempertahankan suku bunga tak berubah pada Kamis (10/9/2020).

Euro naik hingga 1,1917 dolar AS, tertinggi dalam satu minggu dan terakhir menguat 0,2 persen pada 1,1825 dolar. Level tertinggi euro tahun ini adalah 1,2014 dolar, dengan mata uang melonjak sekitar enam persen sepanjang tahun ini.

Tetapi euro yang kuat cenderung merugikan ekonomi yang bergantung pada ekspor seperti zona euro, meningkatkan kekhawatiran dari beberapa pejabat ECB seperti kepala ekonom Philip Lane, yang mengatakan nilai tukar penting bagi kebijakan moneter.

"Kami tidak menargetkan nilai tukar," kata Lagarde dalam konferensi pers. Ia menambahkan bahwa bank sentral sedang memantaunya.

Sama seperti Lagarde memulai konferensi persnya, berita Bloomberg keluar dengan laporan mengutip sumber ECB, mengatakan tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap kenaikan euro. Para pedagang mengatakan laporan Bloomberg menyebabkan lonjakan euro.

“Pasar tahu bahwa sangat sedikit yang dapat dilakukan ECB untuk melemahkan mata uang. Suku bunga hampir serendah mungkin dan berbagai program pembelian dan peminjaman aset sudah cukup besar,” kata Seema Shah, kepala strategi di Principal Global Investors.

“Terlebih lagi, euro menguat untuk semua alasan yang benar, meningkatkan pertumbuhan, tingkat infeksi COVID yang relatif terkendali, dan perkembangan positif di wilayah stimulus fiskal,” tambahnya.

ECB menaikkan prospek ekonominya untuk tahun ini, meskipun proyeksi untuk tahun depan dan 2022 tetap sedikit berubah. Perkiraan baru memperkirakan kontraksi 8,0 persen pada 2020, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang turun 8,7 persen.

Dalam perdagangan sore, indeks dolar tergelincir 0,1 persen menjadi 93,345, setelah mencapai level tertinggi empat minggu di sesi sebelumnya.

Dolar tergelincir setelah data menunjukkan klaim awal pengangguran AS mencapai 884.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 5 September, sesuai dengan jumlah permohonan yang diterima minggu sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 846.000 permohonan klaim pengangguran.

Harga-harga produsen AS lebih baik dari yang diharapkan, dengan kenaikan 0,3 persen untuk angka utama dan 0,4 persen untuk angka inti. Terhadap yen, dolar tergelincir 0,1 persen menjadi 106,09 yen.

Sterling turun ke level terendah tujuh minggu terhadap dolar pada 1,2777 dolar, terbebani oleh kekhawatiran negosiasi perdagangan Inggris-UE dapat gagal. Terakhir turun 1,7 persen pada 1,2783 dolar.

Pound juga merosot ke level terendah lebih dari lima bulan terhadap euro, yang naik menjadi 92,70 pence.

Baca juga: Dolar melonjak tertinggi empat minggu ketika sterling, saham AS jatuh
Baca juga: Dolar AS menguat ditopang beberapa data ekonomi terbaru
Baca juga: Dolar turun ketika pasar pulih dari tekanan data pekerjaan AS lemah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020