infrastruktur kesehatan di Indonesia itu the lowest in asian countries
Jakarta (ANTARA) - Lembaga penelitian Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menemukan bahwa tingkat kesembuhan dari penyakit COVID-19 di suatu daerah sangat terkait dengan kapasitas rumah sakit di daerah tersebut.

"Jadi semakin tinggi kapasitas rumah sakitnya, semakin tinggi tingkat kesembuhan dan semakin rendah tingkat kematiannya," kata Peneliti IDEAS Nuri Ikawati dalam acara diskusi virtual bertema New Normal dan Emergency Brake Policy, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa saat ini ada tiga provinsi dengan tingkat kematian sangat tinggi hingga di atas rata-rata nasional sekitar 4 persen dan di atas batas kematian global akibat COVID-19 sebesar 3,3 persen, yaitu antara lain Jawa Tengah dengan persentase tingkat kematian 7,2 persen, Jawa Timur 7,1 persen dan Bengkulu 6,9 persen.

Tingginya tingkat kematian di tiga provinsi tersebut, kata dia, sangat terkait dengan kapasitas rumah sakit yang kemudian diukur dari jumlah tenaga medis dan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit daerah tersebut.

Baca juga: Kapasitas RS kurang, hotel akan digunakan untuk rawat pasien COVID-19 

Baca juga: IDI khawatir kapasitas rumah sakit tidak mencukupi saat banyak pasien

"Dari grafik tingkat kematian di Jatim, Jateng dan Bengkulu di sini peringkatnya sudah sekitar 7 persen, berarti sudah dua kali lipat dari standar WHO. Nah, ini berarti beberapa provinsi ini sudah lampu merah," katanya.

Untuk itu, ketiga provinsi tersebut, menurut dia, sudah semestinya mulai menambah kapasitas treatment atau pengobatan mereka dengan menambah jumlah tenaga medis dan ketersediaan tempat tidur di setiap rumah sakit rujukan COVID-19 yang ada di masing-masing daerah.

Sayangnya, menurut data itu tidak ada satupun rumah sakit di Indonesia yang memiliki kapasitas pengobatan dengan kategori tinggi.

Sebagian besar rumah sakit di Indonesia termasuk dalam rumah sakit yang memiliki kapasitas pengobatan sedang hingga rendah.

"Jadi memang sebenarnya tidak mengherankan kenapa ketika hasil dari indeks ini menampilkan seperti ini, karena memang dari awal infrastruktur kesehatan di Indonesia itu the lowest in asian countries," katanya.

Bahkan sebelum terjadi pandemi COVID-19, Indonesia sudah berada di tingkat bawah untuk kapasitas kesehatannya.

Untuk itu, menurut Nuri wajar jika tingkat kematian akibat COVID-19 di Indonesia sampai di atas standar WHO karena tingkat kapasitas rumah sakit di Indonesia juga masih tergolong sedang hingga rendah.

Baca juga: Wagub Ariza nyatakan kapasitas rumah sakit rujukan lebih dari cukup

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020