Jakarta (ANTARA News) - Asita (Association of Indonesia Tours and Travel Agents) DKI Jakarta mengusulkan penerapan elektronik visa atau e-visa sebagai bentuk kemudahan pelayanan kepada wisatawan mancanegara (wisman).

"Saat ini adalah era cyber, kenapa tidak mulai menerapkan aplikasi visa melalui internet," kata Wakil Ketua Bidang Humas ASITA DKI Jakarta Joungki Adiyasa, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, e-visa akan sangat mempermudahkan wisman dalam pengurusan imigrasi.E-visa juga telah diterapkan di negara-negara lain, misalnya Kamboja dan terbukti amat diminati.

"E-visa di Kamboja sudah diterapkan dan terbukti memudahkan wisman mereka," katanya.

Menurut Joungki, aplikasi yang dapat diunduh dari internet melalui laman milik pemerintah Kamboja memang mudah namun tetap ada prosedur yang harus diikuti.

Setelah semua persyaratan dipenuhi, pemerintah Kamboja akan mengirimkan pemberitahuan maksimal dalam 3x24 jam sejak aplikasi e-visa diajukan.

"Tapi dalam praktiknya, kurang dari 12 jam sudah ada pemberitahuan dari mereka," katanya.

Joungki berpendapat, sudah saatnya Indonesia menerapkan birokrasi imigrasi yang transparan dan canggih.

Ia menambahkan, visa untuk wisman pada dasarnya hanya merupakan verifikasi apakah yang bersangkutan masuk dalam daftar hitam untuk masuk ke Indonesia atau tidak.

"Kalau memang begitu prosesnya kenapa tidak dipikirkan upaya yang lebih canggih," katanya.

Menurut Joungki, penerapan e-visa tidak akan menyerap biaya yang besar, sebesar penerapan visa on arrival (VOA) yang mulai diterapkan 1 Februari 2010.

Ia berpendapat, menerapkan e-visa juga tidak sulit apalagi pemangku kepentingan dalam bidang imigrasi di tanah air sudah memiliki laman yang on-line 24 jam.

"Kalau memang ada kemudahan pasti banyak yang mau meskipun seandainya ada biaya penambahan misalnya dari 20 dolar AS menjadi 25 dolar AS, saya pikir tidak masalah," katanya.(H016/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010