Pekanbaru (ANTARA) - "Innailillahi wa inna ilaihi rajiuun, telah berpulang ke rahmatullah rekan kita, sejawat kita, salah seorang pahlawan kemanusiaan dari dokter," kata Gubernur Riau Syamsuar sebelum melepas jenazah dr Oki Alfin yang wafat pada Sabtu (12/9) pagi di RS Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, akibat infeksi virus corona jenis baru atau COVID1-19.

Beberapa saat mengucapkan itu, suara Syamsuar terdengar serak dan terbata-bata. Air mata menetes membasahi pipinya. Tampaknya kesedihan mendalam sedang ia rasakan. Hal itu, karena dalam sepakan terakhir sudah dua tenaga kesehatan meninggal dunia akibat infeksi virus corona jenis baru itu. Selain dokter Oki, sebelumnya pada 8 September 2020 ada Riani (50), perawat di RSUD Kota Dumai yang juga meninggal dunia.

Kedua tenaga medis itu wafat setelah tertular COVID-19 dari pasien yang mereka rawat sebelumnya. Dokter Oki tertular saat merawat pasien positif COVID-19 di Puskesmas Gunung Sahilan I, Kabupaten Kampar, sementara perawat Riani diduga kuat juga tertular dari pasien yang dia tangani sebelumnya.

"Jika kita menangis hari ini, biarlah ini jadi air mata terakhir, biar ini jadi tenaga medis terakhir yang harus berkorban untuk kita. Berhentilah abai, berhentilah tidak peduli. Jangan biarkan tenaga medis kita putus asa dalam sepinya ruang isolasi, merawat yang sakit. Hanya kita yang bisa mengubah ini semua, hanya kita," tulis Syamsuar dalam akun instagram pribadinya.

Menurut dia, Provinsi Riau kehilangan seorang dokter muda yang berdedikasi tinggi pada profesi dan selama ini dikenal sebagai pekerja keras, yakni dr Oki Alfin, yang bertugas di Puskesmas Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.

"Hari ini almarhum meninggalkan kita semua setelah dirawat sebagai pasien COVID-19. Beliau menjadi dokter pertama yang meninggal dunia karena corona di provinsi ini," kata mantan Bupati Siak ini.

Syamsuar juga mengenal orang tua almarhum karena ayah dokter Oki lama bekerja di Kabupaten Siak sebagai Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan Siak. Inilah yang membuatnya bertambah sesak.

"Saya dapat merasakan betul kedukaan keluarga, semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan atas musibah ini. Tadi saya ikut menyalatkan dan melepas jenazah dengan protokol COVID-19," tulisnya.

Hal yang tambah menyedihkan, kata Gubernur Riau, adalah istri alrmarhum dokter Oki saat ini juga masih berjuang melawan ganasnya virus corona. "Mari kita doakan, semoga istri almarhum diberi kesembuhan karena dia juga memiliki seorang anak yang masih bayi," katanya.

Untuk mengenang suaminya, istri dr Oki, Suci Oktari di akun instagramnya menuliskan, "Suamiku hebat, suamiku kuat, masyaAllah sayaang, banyak yang doakan abang. Banyak yg nyalatkan abang. Banyak yg antarkan abang, padahal mereka tahu abang positif . Karena apa? Banyak yang sayang abang. Abang orang yang baik. InsyaAllah abang meninggal dalam syahid dan husnul khotimah. Amiin".

"Untuk semua teman-teman, makasih doanya, semoga semua doa kita dikabulkan oleh Allah . Insyallah saya ikhlas," tulis Suci Oktari.

Ribuan orang menanggapinya dan menguatkannya dengan doa-doa yang bisa memberikan energi positif untuk kehidupan Suci selanjutnya.

Sementara anak dokter Oki yang sebenarnya masih dalam proses menyusui terpaksa disapih karena ibunya juga terpapar COVID-19. Lagi-lagi Suci Oktari tetap bersyukur buah hatinya tidak rewel karena banyak orang yang peduli dengannya.

"Masyallah anakku negatif, itu jugaa hadiah dan nikmat terbesar yg diberikan oleh Allah," tulisnya.

Atas musibah ini, Syamsuar bermohon pada seluruh masyarakat Riau untuk membantu para petugas medis yang tengah berjuang di garda terdepan mempertaruhkan nyawa mereka melawan COVID-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Virus ini memang nyata adanya dan korban terus berjatuhan, tidak memandang usia dan profesi. Pemerintah tidak bisa menang melawan penyebaran virus ini, jika masih ada masyarakat bersikap lalai dan lengah dengan kewajiban mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Ujian ini memang berat, tapi akan semakin berat jika protokol kesehatan diabaikan. "Karena itulah saya mengajak kita semua, jangan sia-siakan pengorbanan dokter Oki dan petugas medis serta pejuang nonmedis lainnya. Mereka juga punya keluarga seperti kita. Bantu mereka jangan hanya dengan doa, tapi aksi nyata, yakni menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan mematuhi protokol COVID-19 lainnya," ucap Syamsuar.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat hingga Sabtu (12/9) ada tambahan warga terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah itu sebanyak 223 orang sehingga total pasien positif sebanyak 3.566 orang.

Dari total terkonfirmasi 3.566 kasus itu, pasien yang melaksanakan isolasi mandiri sebanyak 1.271 orang, 650 orang menjalani rawat di rumah sakit, sembuh 1.583 orang, dan 62 orang meninggal dunia.

Sementara hingga awal Agustus 2020 tercatat sebanyak 78 tenaga kesehatan di Provinsi Riau dinyatakan positif COVID-19.

Gubernur dan semu pihak berharap, cukup dokter Oki yang menjadi korban keganasan COVID-19 di Riau. Cukup juga air mata Gubernur Syamsuar yang menetes untuk menandai kepergian kepergian dokter lulusan Universitas Islam Sumatera Utara ini. Gubernur dan semua pihak kini hanya berharap semoga para korban COVID-19 itu meninggal dengan status syahid dan husnul khotimah.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020