Palangkaraya (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan jumlah korban meniggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu sejak Januari mencapai lima orang.

"Jumlah korban jiwa itu terjadi sejak penetapan status kejadian luar biasa di Kalteng pada awal Januari 2010," kata Kepala Bidang Penanganan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Wineini Marhaeni Rubay, di Palangkaraya, Minggu.

Menurut Wineini yang akrab disapa WIney, jumlah penderita DBD secara keseluruhan yang terjadi selama Januari lalu tercatat mencapai 668 orang, tersebar di sejumlah daerah yang saat ini dilanda wabah penyakit mematikan itu.

Winey mengatakan, data tersebut dihimpun dari rumah sakit pemerintah dan swasta di Kalteng, dengan rincian jumlah penderita DBD pada minggu pertama sebanyak 205 orang, minggu kedua 177 orang, minggu ketiga 172 orang, dan minggu keempat 114 orang.

Korban meninggal sendiri dilaporkan terjadi di Kapuas sebanyak dua orang, Kota Palangkaraya sebanyak dua orang (data RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya), dan Kotawaringin Timur satu orang.

"Korban meninggal karena telah mencapai `dengue shock syndrome` sehingga tidak tertolong," jelas Winney.

Dari jumlah penderita mencapai ratusan orang dalam sebulan, pihak medis mendiagnosis kebanyakan pasien merupakan penderita DBD dan sedangkan yang lainnya hanya demam dengue (DD) sesuai standar Kementerian Kesehatan.

Tujuh kabupaten/kota di Kalteng saat ini masih berstatus KLB demam berdarah yakni Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, Kotawaringin Timur, Kapuas, Gunung Mas, dan Murung Raya, dan Kota Palangkaraya.

Wabah DBD di Palangkaraya yang telah menyebabkan jatuhnya lima korban jiwa sejak akhir tahun lalu sebelumnya dilaporkan mulai mengalami penurunan jumlah penderita baru.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Theodorus mengatakan, penurunan pasien baru itu salah satunya diperkirakan karena sistem abatisasi yang digalang dinas kesehatan setempat telah mulai efektif mencegah perluasan penyakit demam berdarah.

"Petugas Dinkes sudah bekerja optimal kerjanya melaksanakan sosialisasi pencegahan demam beradarah dan pembagian abatisasi. Demikian juga warga nampaknya mulai takut dengan wabah itu dan mau membersihkan lingkungan serta sarang nyamuk," katanya.

Pihak rumah sakit saat ini terus memantau perkembangan kasus baru demam berdarah, hingga baru dinyatakan bebas demam berdarah saat tidak ada lagi pasien baru yang masuk untuk mendapatkan pelayanan medis.(RA/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010