kekeringan berdampak pada 10.613 kepala keluarga
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan sebanyak 28 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilanda kekeringan sebagai dampak hari tanpa hujan selama musim kemarau 2020.

"Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor, Selasa (15/9) pukul 14.30, kekeringan berdampak pada 10.613 kepala keluarga," kata Raditya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Bogor terus melakukan kaji cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait dan menyalurkan bantuan air bersih ke beberapa titik di sembilan kecamatan dan wilayah lain secara bertahap. Total air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 280 ribu liter.

Baca juga: Delapan desa di Tulungagung mulai kesulitan air bersih

Baca juga: Lima desa di Rote Ndao alami kesulitan air akibat kekeringan


Desa-desa yang terdampak kekeringan, antara lain Desa Koleang, Desa Pamagersari, Desa Barengkok, Desa Situ, Desa Curug, Desa Kalong Sawah, Desa Tegal Wangi, Desa Sipak, dan Desa Jugalajaya yang berada di Kecamatan Jasinga.

Desa-desa terdampak kekeringan di Kecamatan Citeureup adalah Desa Hambalang, Desa Sukahati, dan Desa Tajur; Kecamatan Cariu adalah Desa Tegal Panjang dan Desa Mekarwangi; dan Kecamatan Klapanunggal adalah Desa Leuwikaret dan Desa Nambo; serta Desa Cigudeg di Kecamatan Cigudeg.

Selanjutnya Desa Sukasirna, Desa Weninggalih, Desa Singga Jaya, Desa Nyangegeng, Desa Garung dan Desa Jonggol di Kecamatan Jonggol; Desa Antajaya dan Desa Sirnasari di Kecamatan Tanjungsari; Desa Batangsari di Kecamatan Rancabungur; Desa Kirapandak di Kecamatan Sukajaya; Desa Ciampea di Kecamatan Ciampea; dan Desa Kalongliud di Kecamatan Nanggung.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia masih akan berlangsung hingga Oktober 2020, khususnya di sebagian besar Pulau Jawa.

"Musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap pada akhir Oktober, terutama dimulai dari wilayah Indonesia Barat dan sebagian besar wilayah Indonesia," jelas Raditya.

Mempertimbangkan kemungkinan bencana dipicu faktor cuaca, BNPB meminta agar para pemangku kebijakan di daerah dapat lebih siap dan mengantisipasi kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah-wilayah yang rentan bencana kekeringan meteorologis.

"Para pemangku kepentingan di daerah diharapkan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim penghujan untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya melalui gerakan memanen air hujan," katanya. 

Baca juga: Jasinga, wilayah paling terdampak kemarau di Bogor

Baca juga: Kekeringan di NTT meluas

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020