Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan, rencana untuk menambah defisit pada APBN Perubahan 2010 nanti dua persen merupakan kebijakan yang mengada-ada.

"Kalau bicara soal defisit, alokasinya benar apa nggak, distribusinya benar atau nggak, sepanjang alokasinya salah distribusinya salah, nggak ada gunanya kita punya belanja meningkat, kenaikan defisit itu mengada-ada," kata pengamat tersebut.

Menurut dia, alokasi dan distribusi anggaran APBN tidak tepat, sehingga dampak dari adanya belanja yang meningkat di APBN tidak dirasakan. Di sisi lain, pembiayaan utang harus meningkat untuk menutup peningkatan belanja.

Ia mengungkapkan, hampir setiap tahun pemerintah selalu memiliki sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) karena penyerapan APBN biasanya hanya 90 persen. Pada 2009, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Silpa mencapai Rp38 triliun.

"Ini artinya apa, ini artinya masalah alokasi dan distribusi, bila setiap tahun kita selalu punya kelebihan anggaran bagaimana bisa defisit ditambah, ini berarti sebuah perencanaan yang buruk," katanya.

Ia juga menambahkan, pada 2009, defisit Indonesia ternyata lebih rendah dari target yang ditetapkan. Berdasarkan laporan kementerian keuangan realisasi defisit anggaran negara selama 2009 mencapai Rp87,2 triliun atau 1,6 persen dari PDB atau lebih rendah dari target defisit yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2009 sebesar Rp129,8 triliun (2,4 persen dari PDB).

"Jadi pelebaran defisit itu hanya mengada-ada saja," katanya.Sementara itu, Pemerintah berencana meningkatkan defisit anggaran pada APBN Perubahan 2010. Dalam APBN 2010 defisit anggaran sebesar 1,6 persen, dan pemerintah akan meningkatkan hingga dua persen lebih defisit anggaran pada APBN Perubahan 2010.(ANT/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010