Semarang (ANTARA News) - Neraca perdagangan tekstil dan produk tekstil Indonesia selama 2009 alami surplus sebesar 5,1 miliar dolar AS atau alami kenaikan 1,10 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang juga surplus 5,0 miliar dolar AS.

"Perdagangan TPT nasional masih menjadi salah satu andalan ekspor nonmigas nasional, sekalipun persaingan di pasar internasional juga sangat ketat," kata Mendag Mari Elka Pangestu, di Semarang, Rabu.

Hal tersebut dikemukakan Mari kepada pers ketika menyampaikan hasil kunjungan kerja dan peninjauan ke sejumlah perusahaan yang berada di Semarang, seperti pabrik jamu PT Sido Muncul serta pabrik TPT PT APAC Inti Corpora.

Menurut Mendag, ekspor TPT nasional memang alami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir sehingga sempat mengalami penurunan nilai ekspor, karena memang melemahnya permintaan di pasar dunia.

Penurunan nilai ekspor TPT, kata Mari, sebenarnya juga dialami oleh sejumlah negara produsen TPT di dunia sehingga menunjukkan memang terdapat kelesuan pasar global.

"Masalahnya adalah bukan terdapat mulai melemahnya daya saing ekspor TPT tapi lebih disebabkan menurunnya permintaan di pasar internasional," katanya.

Dia mengatakan, saat ini peta persaingan TPT di pasar dunia makin ketat apalagi dengan telah diberlakukannya era perdagangan bebas ASEAN-China (CAFTA) mulai awal 2010.

Sejumlah negara ASEAN seperti Vietnam, Kamboja, serta Laos saat ini juga mulai tumbuh sebagai pesaing baru TPT Indonesia di pasar internasional.

Dikatakan menteri, perkembangan ekspor TPT dalam lima tahun terakhir (2004-2008), secara umum menunjukkan pertumbuhan positif dengan tren ekspor 7,21 persen untuk nilai dan 2,12 persen untuk volume.

Perolehan ekspor pada 2008 mencapai 10,1 miliar dolar AS atau naik 3,41 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 9,8 miliar dolar AS.

Negara tujuan utama ekspor TPT Indonesia pada 2008 adalah Amerika Serikat dengan nilai 3,8 miliar dolar AS atau pangsa sebesar 37,42 persen, kemudian Uni Eropa senilai 2,0 miliar dolar AS atau 19,96 persen dari total ekspor TPT Indonesia ke dunia.

Negara lainnya, antara lain Jepang dengan pangsa 5,39 persen, Korea Selatan 2,82 persen, Uni Emirat Arab 3,59 persen, Turki 3,22 persen, Saudi Arabia 1,68 persen, China 1,73 persen, dan Kanada 1,41 persen.

Jenis produk TPT yang paling banyak di ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa adalah pakaian jadi berupa "jerseys, pullovers, cardigans, waistcoat of cotton, men/boys` shirts of cotton, dan female`s wear of cotton, knitted/ crocheted".

Selain itu juga ekspor benang dan kain untuk ke Uni Eropa. Negara-negara Uni Eropa yang paling banyak mengimpor TPT dari Indonesia adalah Jerman, Inggris, Belgia, Belanda, Italia, Prancis dan Spanyol.

Perkembangan impor TPT dalam lima tahun terakhir (2004-2008), secara umum trennya sebesar 27,07 persen untuk nilai dan 14,81 persen untuk volume.

Nilai impor pada tahun 2008 mencapai 5,1 miliar dolar AS atau naik 155,39% persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 1,9 miliar dolar AS.

Total volume impor TPT pada 2008 tercatat sebanyak 1,5 juta ton atau naik 43,64 persen. Realisasi impor TPT untuk periode Januari-September 2009 tercatat sebesar 3,0 miliar dolar AS atau turun sebesar 22,76 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 3,9 miliar dolar AS.

Jenis TPT yang banyak diimpor oleh Indonesia pada 2008 antara lain kapas yang berasal dari Amerika Serikat, Brasil dan Australia, serta kain rajutan yang berasal dari Hongkong, Korea Selatan dan China. (A025/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010