Kerja sama CMIM dibentuk pada 2010 dengan nilai komitmen kerja sama sebesar 240 miliar dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN bersama Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan yang tergabung dalam forum ASEAN+3 menyepakati penguatan kerja sama Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM).

Pernyataan Bank Indonesia yang diterima di Jakarta, Jumat malam, menyebutkan komitmen memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan regional ini merupakan salah satu hasil pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 yang berlangsung secara virtual.

Langkah penguatan tersebut antara lain peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari semula 30 persen menjadi 40 persen dan penambahan komponen mata uang lokal negara-negara anggota ASEAN+3 pada fasilitas CMIM.

Kesepakatan tersebut sekaligus menandai peringatan 10 tahun kerja sama CMIM sebagai salah satu komponen penting dalam jaring pengaman keuangan global dan pentingnya komitmen bersama dalam menghadapi dampak COVID-19.

CMIM merupakan kerja sama keuangan di antara negara-negara ASEAN+3 dalam bentuk fasilitas dukungan likuiditas bagi negara yang menghadapi masalah likuiditas jangka pendek atau kesulitan neraca pembayaran.

Kerja sama CMIM dibentuk pada 2010 dengan nilai komitmen kerja sama sebesar 240 miliar dolar AS.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pandemi COVID-19 telah menimbulkan ketidakpastian prospek ekonomi dan keuangan ke depan sehingga membutuhkan penanganan wabah secara komprehensif.

Ia juga menekankan bahwa koordinasi dan kerja sama di antara pemangku kebijakan merupakan kunci utama. Sejalan dengan itu, bank sentral akan terus memperkuat sinergi antara ekspansi moneter dan akselerasi stimulus fiskal pemerintah.

Sementara itu, melalui partisipasi BI dalam membiayai pengeluaran pemerintah untuk penanganan COVID-19, pemerintah dapat lebih memfokuskan perhatian pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional, termasuk dalam mendukung UMKM.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Dana Moneter Internasional (IMF), sebagai mitra ASEAN+3.

Kehadiran lembaga-lembaga tersebut untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi COVID-19.

Baca juga: Indonesia dorong ASEAN Plus Three bekerja sama untuk pemulihan ekonomi
Baca juga: Gubernur dan menkeu se-ASEAN tegaskan komitmen integrasi keuangan
Baca juga: Presiden ingatkan ASEAN Plus Three perkuat Inisiatif Chiang Mai

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020