Jakarta (ANTARA News) - Media masa menjadi persoalan tersendiri bagi demokrasi di Indonesia, kata pengamat politik Cornellis Lay, Kamis. Menurut dia, watak media bergeser ke arah yang semakin mementingkan rating dan keuntungan.

"Hal itu seakan berjalan seiring dengan politik pencitraan yang berbiaya mahal dan budaya politik uang atau money politics yang akan mematikan demokrasi," katanya.

"Yang dipentingkan cuma rating dan keuntungan, 'bodo amat' dengan demokrasi," tegasnya.

Cornelis mengemukakan media saat ini tidak punya sudut pandang atau angle yang memihak kepada rakyat. Di sisi lain, demokrasi menjadi alat penguasa dan tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

"Media sekarang lebih punya economic angle," ujarnya lalu menjelaskan hal itu adalah akibat dari semakin banyak media yang dikuasai dan dikontrol konglomerat.

Cornelis menambahkan, "Jika media terus seperti ini, maka mereka sedang menggali kuburannya sendiri karena hanya dalam sistem demokrasi media dapat mendapat kebebasan." (BER/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010