Surabaya, 11/2 (ANTARA) - Sekretaris Dinas Peternakan (Disnak) Jatim Heny Muhardini di Surabaya, Kamis mengatakan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kematian 50 ekor sapi di Pulau Giliyang itu.

Kematian puluhan ekor sapi di Pulau Giliyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur (Jatim), diduga akibat keracunan tanaman mindi.

Dari hasil penyelidikan sementara dapat disimpulkan bahwa sapi sebanyak itu mati akibat keracunan pakan dari tanaman mindi, dan tidak ditemukan indikasi yang mengarah pada penyakit menular.

"Oleh karena itu, tim yang beranggotakan Disnak Kabupaten Sumenep, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Laboratorium Kesehatan Hewan Tuban, serta Balai Besar Veteriner Yogyakarta dan Bogor itu, melakukan beberapa tindakan untuk penanganan selanjutnya," katanya.

Penanganan tersebut di antaranya dengan menyemprotkan desinfektan dan insektisida di sekitar kandang, pengobatan massal, serta pemberian vitamin dan antibiotik ternak.

Selain itu, tim juga akan menyosialisasikan kepada peternak tentang tindakan antisipasi apabila terjadi kasus serupa.

Heny mengatakan program budi daya sapi di Pulau Madura yang dilakukan Pemprov Jatim pada 2009 meliputi penyebaran bibit, pengelolaan pakan sederhana, dan pengembangan biogas asal ternak bersama masyarakat (Batamas).

"Kegiatan pengembangan sapi itu seluruhnya telah dilaksanakan sesuai petunjuk pelaksanaan berdasar sumber pendanaannya," katanya.

Penyebaran bibit sapi dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi pedesaan di Pulau Madura dengan melakukan pendekatan teknis dan ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kegiatan yang didanai APBD provinsi sebesar Rp413,1 juta itu berlokasi di empat kabupaten di Pulau Madura yang diwujudkan dalam bentuk 60 ekor bibit sapi, sembilan ton bantuan pakan, 60 unit obat-obatan, serta perbaikan 60 unit kandang untuk masing-masing kabupaten. (M038/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010