Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan berakhir turun tajam pada perdagangan Selasa, membukukan penurunan terburuk dalam sebulan terakhir karena investor menghindari aset berisiko di tengah kekhawatiran tentang pembatasan baru Virus Corona di Eropa.

Indikator utama Indeks Harga Saham Gabungan Korea Selatan (KOSPI) memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, anjlok 2,38 persen atau 56,80 poin menjadi menetap pada 2.332,59 poin.

Indeks KOSPI terpangkas 0,95 persen atau 23,01 poin menjadi 2.389,39 poin pada Senin (21/9/2020), setelah menguat 0,26 persen atau 6,23 poin menjadi 2.412,40 poin pada Jumat lalu (18/9/2020), dan tergelincir 1,22 persen atau 29,75 poin menjadi 2.406,17 poin pada Kamis (17/9/2020).

Baca juga: Saham Korsel berakhir jatuh, indeks KOSPI terpangkas 0,95 persen

Dengan meningkatnya infeksi COVID-19 di Eropa, negara-negara termasuk Denmark, Yunani, dan Inggris telah memperketat pembatasan, memicu kekhawatiran tentang penguncian baru yang dapat semakin menekan ekonomi.

Saham perusahaan biomedis Korea Selatan, LabGenomics, turun ke level terendah dalam dua bulan, setelah laporan mengatakan laboratorium AS telah berhenti menggunakan alat uji COVID-19 perusahaan tersebut karena masalah keandalan.

Volume perdagangan mencapai 1,04 miliar saham senilai 17,5 triliun won (15 miliar dolar AS), meningkat dari volume perdagangan sehari sebelumnya sebesar 1,03 miliar saham senilai 14 triliun won (12,1 miliar dolar AS).

Sementara itu, mata uang lokal berakhir pada 1.165,0 won terhadap greenback, melemah 7,0 won dari tingkat penutupan perdagangan Senin (21/9/2020).

Baca juga: Saham Korsel "rebound", indeks KOSPI ditutup terangkat 0,26 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020