Jakarta (ANTARA News) - Karir pasangan juara Olimpiade Markis Kido/Hendra Setiawan menapaki babak baru selepas mereka meninggalkan Pelatnas Cipayung.

Mereka tidak lagi dilatih Sigit Pamungkas yang mengantarkan mereka menjadi kampiun di Olimpiade Beijing dua tahun lalu.

Tidak ada lagi pengurus yang mengatur program dan segala keperluan mereka untuk berlatih dan bertanding. Segalanya, kini, dilakukan sendiri layaknya pemain profesional sejati.

"Sekarang kami membayar pelatih sendiri, menyusun jadwal latihan sendiri," kata Hendra dalam satu acara di Jakarta, Senin.

Meski sepekan terakhir ini mereka kembali berlatih di Cipayung, sebagai persiapan menghadapi kualifikasi Piala Thomas di Thailand pekan depan, karena mereka tergabung dalam tim tersebut, selebihnya pasangan peringkat tiga dunia itu berlatih sendiri.

Menurut pengakuan keduanya yang siang itu kompak mengenakan kaus hitam dengan logo sponsor baru, saat ini mereka berlatih di GOR Gemilang di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur.

Mereka bergabung dengan mantan pemain Cipayung lainnya, seperti Alvent Yulianto, Hendra Aprida Gunawan, dan Vita Marissa, yang sudah lebih dulu meninggalkan pelatnas.

Meskipun sekarang mereka sendiri yang menentukan langkah karir mereka yang sudah pernah mencapai puncaknya itu, bukan berarti mereka bisa seenaknya.

Banyak yang harus mereka penuhi terkait kontrak dengan sponsor baru, Flypower, yang mengikat mereka hingga 2012.

Sebagai pemain di luar pelatnas pertama yang memakai sponsor di luar Yonex, mereka tidak terlalu dibebani target prestasi, meskipun peringkat tetap diperhitungkan.

"Kami hanya wajib tampil di beberapa turnamen Super Series, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, China, dan Prancis," kata Hendra menjelaskan.

Selebihnya mereka harus mengikuti beberapa turnamen Grand Prix Gold dan tiga sirkuit nasional. Semuanya lebih bernuansa promosi.

"Tetapi kami punya target pribadi. Meskipun tidak dituntut harus selalu juara, kami tetap ingin menjadi juara," kata adik ipar mantan pemain nasional Hendrawan itu.

All England pada Maret, akan menjadi turnamen internasional pertama mereka dengan sponsor baru. Hingga saat ini, pasangan juara dunia 2007 itu mengaku masih menyesuaikan diri dengan raket baru mereka.

"Kalau sepatu dan kaus tidak terlalu masalah, yang cukup berpengaruh cuma raket. Kami masih perlu waktu untuk penyesuaian," tambah Hendra yang rencananya juga akan menjajal bermain ganda campuran dengan Mona Santoso.

"Tetapi sekarang Mona sedang cedera. Harus menunggu dia sembuh dulu," kata pebulu tangkis kelahiran 24 Agustus 1984 itu.

Singkat
Keberadaan pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan di pelatnas tidak panjang, hanya sekitar tujuh hingga delapan tahun saja.

Apalagi jika dihitung sejak saat mereka mulai berprestasi, semakin singkatlah kebersamaan mereka dengan tim nasional.

Kido pertamakali menginjakkan kakinya di Cipayung pada 2001 dengan tujuan semula ditempatkan di sektor tunggal putra. Sedangkan Hendra setahun kemudian sebagai pemain ganda.

Pelatih Sigit Pamungkas yang mengenal mereka sejak di klub memutuskan memasangkan mereka kembali, dan keputusan tersebut terbukti jitu karena setelah berduet kembali pada 2003 mereka langsung menjadi finalis Kejuaraan Asia.

Nama ganda putra yang berpasangan sejak masih bermain di Klub Jaya Raya (1999) itu mulai dikenal setelah mereka meraih gelar internasional pertama di Kejuaraan Asia 2005, lalu juara Indonesia Terbuka pada tahun yang sama.

Setelah menjuarai Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan di Kuala Lumpur Malaysia pada Agustus 2007, sebulan kemudian mereka menduduki peringkat satu dunia.

Setahun setelah itu, mereka membuktikan diri sebagai salah satu pasangan terbaik dunia dengan merebut medali emas Olimpiade Beijing dengan mengalahkan pasangan tuan rumah China Fu Haifeng/Cai Yun.

Alasan ingin mandiri dan tidak mampu lagi mengikuti program latihan berat akibat sakit yang diderita Kido --sakit yang membuat mereka batal mempertahankan gelar juara dunia-- menjadi alasan mereka meninggalkan pelatnas di saat karir mereka masih di puncak.

Mereka mengajukan surat pengunduran diri sesaat menjelang keberangkatan ke Laos untuk membela Merah Putih di SEA Games.

Meski singkat, masa-masa di pelatnas telah diisi pasangan tersebut dengan sejumlah prestasi, puncaknya adalah mempertahankan medali emas Olimpiade, yang tidak semua atlet mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk itu.(F005/A038)

Pewarta: oleh Fitri Supratiwi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010