New York (ANTARA) - Harga minyak menetap sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menjelang data persediaan mingguan AS, rebound tipis dari aksi jual sehari sebelumnya yang didorong oleh lonjakan infeksi baru virus corona di luar negeri.

Minyak mentah berjanga Brent untuk pengiriman November naik 28 sen menjadi menetap di 41,72 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Oktober, yang berakhir Selasa, ditutup naik 29 sen menjadi 39,60 dolar AS.

Para analis mengatakan pembatasan penguncian yang diperbarui di Eropa hanya akan berdampak terbatas pada permintaan bahan bakar, yang dapat mencegah aksi jual di pasar minyak. Dengan negara-negara penghasil minyak utama masih membatasi pasokan, pasar telah terkunci dalam kisaran sempit hampir sepanjang musim panas.

“Kompleks energi tampaknya kebal terhadap berita negatif mengenai virus, sementara jumlah kasus tidak meningkat cukup untuk memaksa penguncian baru yang meluas,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Permintaan bahan bakar diperkirakan akan melemah di negara-negara seperti Inggris Raya, di mana pemerintah meminta orang-orang untuk bekerja dari rumah lagi dan memberlakukan pembatasan di bar dan restoran. Infeksi meningkat di beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Prancis dan Spanyol.

"Karena setiap pembatasan baru kemungkinan akan lebih terlokalisasi, pemulihan permintaan minyak masih akan berlanjut, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat dengan kenaikan permintaan terlemah di belakang kami," kata analis minyak UBS, Giovanni Staunovo.

Pelonggaran blokade minyak di Libya juga menekan harga pada Senin (21/9), tetapi para analis mengatakan mereka memperkirakan ekspor Libya tidak mungkin dengan cepat mencapai level yang terlihat sebelum konflik.

Para pedagang bertindak hati-hati menjelang data industri dari American Petroleum Institute (API) tentang persediaan minyak AS yang akan dirilis Selasa malam waktu setempat, menurut Bob Yawger, direktur energi berjangka untuk Mizuho di New York.

Sementara itu, data resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) AS dijadwalkan akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Stok minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan, termasuk diesel, diperkirakan akan meningkat, jajak pendapat Reuters menunjukkan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020