Jakarta (ANTARA News) - Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat diusulkan diganti menjadi Jl Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai bentuk penghormatan terhadap mantan Presiden RI yang wafat beberapa waktu lalu.

Usulan itu diajukan Biro Konsultasi Indonesia kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Selasa, dengan alasan Gus Dur berjasa bagi Indonesia dan di Jl Kramat terletak kantor pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Di sana semasa hidupnya Gus Dur berkantor dari muda sampai menjelang akhir hayatnya," kata Ketua Biro Konsultasi Indonesia Eddy Sadeli, di Jakarta.

Selain itu, Eddy menyebut jasa-jasa Gus Dur sangat besar bagi Indonesia antara lain menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, pluralisme, dan kesetaraan.

"Karena itu, sangat pantas jika namanya diabadikan menjadi nama jalan," katanya. Usulan itu disebutnya telah disampaikan ke Gubernur Fauzi Bowo namun belum ada tanggapan.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Gubernur Fauzi Bowo mengatakan tidak keberatan dengan usulan menjadikan Gus Dur sebagai nama jalan di Jakarta meskipun tidak harus di Jl Kramat Raya.

Perubahan nama jalan, kata Fauzi, harus didiskusikan terlebih dahulu dengan para ahli sejarah kota karena nama jalan merupakan bagian dari warisan budaya kota.

"Gak bisa semena-mena diganti karena itu adalah bagian dari heritage (warisan sejarah) kota Jakarta," kata Gubernur di Balaikota Jakarta, pada hari yang sama.

Gubernur juga mengatakan, nama Gus Dur tidak harus dipasang di Jl Kramat meskipun kantor PBNU berada di jalan tersebut dan jika disetujui, Pemprov DKI akan mencarikan jalan yang tepat untuk diganti namanya.

"Semasa hidupnya, Gus Dur kan tidak hanya menghabiskan waktu di Jalan Kramat," ujarnya.(A043/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010