Jakarta (ANTARA) - Pengki melanjutkan kisahnya dalam "Benyamin Biang Kerok 2" yang saat ini sudah dapat disaksikan di Disney+ Hotstar.

Dalam keterangan resminya, film ini masih disutradarai oleh Hanung Bramantyo dengan deretan pemain seperti Reza Rahadian, Deia Husein, Rano Karno, Meriam Belina, Lydia Kandou, Qomar, Adjis Doa Ibu, Aci Resti, dan Hamka Siregar. Naskah film ini ditulis oleh tiga penulis yakni Bagus Bramanti, Senoaji Julius, dan Hilman Mutasi.

Bagi penonton yang belum menyaksikan film pertamanya, tak perlu khawatir sebab akan ada rangkuman cerita saat awal sekuelnya di mulai.

Cerita "Benyamin Biang Kerok 2" bermula dari markas bos mafia Said (Qomar), Pengki (Reza Rahadian) berhasil mengambil jam saku sekaligus bukti kejahatan sang bos mafia.

Baca juga: Google Doodle kenang Benyamin Sueb

Baca juga: Rano Karno sempat ingin sudahi "Si Doel" saat Benyamin meninggal


Ingatan ayah Pengki, Sabeni (Rano Karno), tentang sebuah kejadian di masa lalunya menuntun Pengki pada informasi bahwa ternyata jam saku tersebut adalah sebuah petunjuk menuju lokasi harta karun yang tersimpan jauh di jantung hutan Kalimantan.

Bersama dengan dua kawan setianya, Somad (Adjis Doaibu) dan Achie (Aci Resti), Pengki pun berniat untuk mencari harta karun tersebut.

Film ini melanjutkan kisah dalam film sebelumnya. Tetapi, kali ini Said bukan yang menjadi tokoh antagonis utamanya. Tapi, bos mafia besar bernama Hengki yang kini menjadi musuh Pengki dan kawan-kawan.

Jika film pertama "Benyamin Biang Kerok" memadukan genre komedi, aksi, dan kejahatan, sekuelnya kali ini menambahkan unsur petualangan. Sebab, petualangan Pengki dan kawan-kawannya akan berbuntut pada misi pencarian harta karun.

"Benyamin Biang Kerok 2" adalah remake dari film klasik "Benyamin Biang Kerok" yang dulunya dibintangi oleh seniman legendaris Benyamin Sueb, namun ceritanya berbeda dari versi orisinalnya.

Baca juga: Tayang 15 September, ini sinopsis "Benyamin Biang Kerok 2"

Baca juga: Daftar film Indonesia yang tayang bulan ini


Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020