Jakarta (Antara) -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, pemerintah telah mencanangkan langkah-langkah peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT). Pasalnya, dengan total potensi sebesar 400 GW, pengaturan suplai dan pengaturan energi menjadi hal yang fundamental. 

"Langkah pertama adalah mengkonversi pembangkit listrik tenaga fosil dengan EBT, seperti yang dilakukan PT PLN dengan total konversi energi sebesar 2 GW di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh negeri,", paparnya di acara The 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM11) and The 5th Mission Innovation (MI-5).

Langkah yang kedua, lanjut Arifin, adalah melakukan efisiensi energi, baik di sisi suplai maupun permintaan (demand). Efisiensi dilakukan dengan mendorong implementasi target efisiensi energi pada gedung dan industri.

Selanjutnya, Arifin menyebutkan, Indonesia juga mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari 84,3 persen menjadi 98,8 persen, khususnya untuk mendukung program elektrifikasi di daerah terluar dan terpencil.


"Saat ini kami sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 Megawatt (MW). Proyek ini akan meningkatkan bauran energi di sistem kelistrikan Jawa-Bali secara signifikan," jelasnya.

Selain itu, Indonesia juga mengembangkan terobosan dalam mengurangi emisi dari pembangkit listrik dengan sumber energi batubara.

"Kami juga mendorong penggunaan clean coal technology dan biomass co-firing with coal untuk mengurangi emisi," imbuhnya.

Arifin juga menegaskan, bersama negara anggota CEM, Indonesia siap untuk berpartisipasi dalam Biofuture Platform Initiative in Accelerating the Transition to a Sustainable Low-Carbon Bioeconomy, dengan mendorong penggunaan potensi bioenergi di Indonesia.

Guna mendukung komitmen global dalam mengurangi emisi, Indonesia telah menetapkan target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia tahun 2025. Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan 41 persen sesuai dengan skenario mitigasi.

"Untuk mencapai target yang ambisius tersebut, Pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan dan bantuan dari rekan-rekan di seluruh dunia," ujarnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020